NB : Gambar hanya ilustrasi AI.
Salman Al-Farisi (رضي الله عنه), salah satu sahabat Nabi Muhammad ﷺ yang dikenal sebagai sosok yang sangat zuhud (asketis), cerdas, dan teguh dalam mencari kebenaran, menjadikannya salah satu sahabat yang paling dihormati. Salman dilahirkan sebagai putra seorang kepala desa di Persia dan mulanya adalah penganut Majusi (Zoroastrianisme). Ia mulai mencari agama yang benar setelah tertarik pada ajaran Kristen. Perjalanannya membawanya meninggalkan Persia, berpindah dari satu pendeta ke pendeta lain di Syam (Suriah) dan Mosul, hingga akhirnya sampai di Amorion (Asia Kecil).
Sebelum pendeta terakhir yang beliau jumpai wafat, ia dinasihati bahwa zaman seorang Nabi terakhir telah dekat. Nabi ini akan muncul di tanah Arab, berhijrah ke sebuah tempat yang subur, dan memiliki tiga tanda: ia menerima hadiah (makanan), tetapi tidak menerima sedekah (zakat), dan di antara kedua bahunya terdapat stempel kenabian.
Dalam perjalanannya menuju Arab, Salman ditipu dan dijual sebagai budak kepada seorang Yahudi di Madinah.Singkat cerita. Setelah mendengar tentang kedatangan Nabi Muhammad ﷺ di Madinah, Salman bergegas menemui beliau dan menguji ketiga tanda tersebut, yang semuanya terbukti benar. Ia memeluk Islam dan menjadi seorang sahabat Nabi.
Nabi Muhammad ﷺ membantu membebaskan Salman dari perbudakannya dengan menyepakati harga pembebasan (sejumlah uang dan menanam sejumlah pohon kurma), yang dibayar dengan bantuan dari para sahabat.
Kontribusi Salman yang paling terkenal adalah saran strategisnya untuk menggali parit (khandaq) di sekitar Madinah saat dikepung oleh pasukan Quraisy dan sekutunya pada tahun 627 M. Ide ini, yang merupakan taktik perang Persia, efektif melindungi Madinah dan menjadi faktor kunci kemenangan umat Muslim.
Para sahabat Muhajirin dan Ansar pernah berselisih pendapat mengenai siapa yang berhak mengklaim Salman sebagai bagian dari kelompok mereka. Lalu Nabi Muhammad ﷺ menyudahi perdebatan itu dengan bersabda: "Salman adalah bagian dari kami, Ahlul Bait (keluarga Nabi)."
Beliau wafat pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan (sekitar tahun 656 M).
Semoga ALLAH, Selalu merahmati dan meridoi beliau... amiiin.
Komentar
Posting Komentar