Ilmu Sosial dan Kehidupan

Teori Balance Scorecard

Gambar
Dalam dunia manajemen strategis, pengukuran kinerja organisasi telah lama didominasi oleh indikator keuangan seperti laba, ROI, dan arus kas. Namun, pendekatan ini terbukti tidak cukup untuk menangkap dinamika dan kompleksitas organisasi modern. Sebagai solusi, Kaplan dan Norton memperkenalkan Balanced Scorecard (BSC), sebuah sistem pengukuran kinerja yang menyelaraskan visi dan strategi organisasi dengan indikator operasional yang lebih luas. BSC mengusung empat perspektif utama: 1. Perspektif Keuangan – Menilai keberhasilan organisasi dalam menciptakan nilai ekonomi bagi pemegang saham. 2. Perspektif Pelanggan – Mengukur kepuasan, loyalitas, dan persepsi pelanggan terhadap produk atau layanan. 3. Perspektif Proses Internal – Mengevaluasi efisiensi dan efektivitas proses bisnis yang mendukung pencapaian strategi. 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan – Menyoroti kapabilitas sumber daya manusia, sistem informasi, dan budaya organisasi dalam mendukung inovasi dan perbai...

Efesiensi Anggaran akan Gagal bila Hasil Produksi bukan Menjadi Prioritas



Efesiensi anggaran merupakan langkah baru dalam menentukan kebijakan dengan tantangan zaman. kehadiran tekhnologi membantu terwujudnya sistem kerja baru yang jauh beda dengan sistem kerja lama. sistem kerja baru ini sangat flesibel. baik itu fleksibel waktu, tenaga dan juga anggaran. hasinya juga tidak main-main, bahkan menjadi peluang besar, asal hasil produksi menjadi prioritas.

Hasil studi dari Global Workplace Analitics menyatakan lebih dari 77 persen perusahaan dunia telah menerapkan sistem kerja fleksibel. Sistem kerja baru ini bahkan diluar prediksi, dengan pengurangan kehadiran di kantor, bukan mengurangi hasil produksi malah hasil produksinya mengalami peningkatan. mengapa demikian? 

Studi lain yang serupa dari sistem kerja baru ini dari International Labour Organization atau ILO. Hasilnya menyatakan sistem kerja flesibel bisa mengurangi tingkat stres kerja dan meningkatkan kesejahteraan pegawai.  

Kalau kita melihat kebijakan kontropersi yang dilakukan Mark Zuckerberg, pemilik Meta, diawal tahun 2025, tepatnya pada 15 januari lalu, telah mengumumkan pemutusan kerja kariawannya sebanyak 3.600 orang. Kondisi ini ternyata bukan untuk mengefisiensi pengeluaran saja atau sebagai tanda bahawa perusahaan Meta akan bangkrut. Ternyata pengurangan kariawan ini  hanya untuk fleksibel kerja kariawan, artinya menyelaraskan jumlah tenaga kerja dengan kinerja kariawan yang pada akhirnya mengantarkan perusahaan ini bisa menghasilkan produktifitas yang semakin tinggi. terbukti saham Meta bahkan naik sampai tiga kali dalam dua bulan terakhir, diantaranya: per 30 januari saham meta naik 0,32 persen, lalu per 2 februari naik sebesar 20 persen dan terakhir per 7 februari lalu saham meta naik 1,1 persen.

kalau kita melihat kebijakan serupa di Indonesia, yang sudah menerapkan sistem kerja flesibel ini diantaranya kementrian keuangan, hasilnya menunjukkan produktifitas positif. Hal serupa juga dilakukan oleh kementrian komunikasi dan informasi di mana pegawai dengan pemanfaatan tekhnologi bisa menjalankan kinerja jarak jauh dengan hasil efektif. bagaimana menurut anda?

Komentar

Berbagi Info

KEAJAIBAN SIDIK JARI

Memahami Sejarah Terbentuknya Konsep dan Sistem Kebijakan Ekonomi pada masa Rasululloh dan Khulafa’urrosyidin

KEBIASAAN ITU TERPOLAKAN, BISA DIUKUR LANGSUNG

Manajemen Dakwah- Ayat-Ayat Al-qur'an yang Menyebutkan tentang Manusia

Perintah Dalam Qur'an untuk membuat rencana