Ilmu Sosial dan Kehidupan
REVIEW BUKU MANAJEMEN DAKWAH KARYA MUHAMMAD MUNIR DAN WAHYU ILAIHI
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
1. Tentang Pengarang
Muhammad Munir, S.Ag., MA., (yang biasa dipanggil dengan Munir), dilahirkan di daerah Tuban - Jawa Timur tepatnya 07 Agustus 1974. Jenjang pendidikannya diawali di Sekolah Dasar Negeri di pagi hari dan selepas ba'da Zuhur hingga malam ia belajar di Madrasah Diniyah Pesantren- Manbaul Huda di kampung halamannya. Setelah lulus, ia melanjutkan pada Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Tambakboyo. Selesainya pada MTs ia melanjutkan pada Madrasah Aliyah Negeri (MAN) I di Kabupaten Tuban sambi nyantri di Pondok Pesantren Asshomadiyah Makam Agung Tuban di bawah asuhan KH. Ahmad Syifa' (sudah almarhum). Setelah lulus tahun 1994 hijrah ke Jakarta dan melanjutkan pada bangku kuliah S-1 di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Alhikmah Jakarta. Seteleh menyelesaikan pada bangku kuliah S-1, penulis tidak patah semangat belajarnya. Tahun 2001, melanjut kan pada jenjang Strata 2 (S-2) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada program konsentrasi Study Islam Dakwah dan Komunikasi sambil bertugas sebagai Dosen STAI Alhikmah Jakarta dari awal tahun 2002 hingga akhir tahun 2003.
Penempatan diri yang matang melalui organisasi dimulai sejak mulai kuliah S-1 sebagai aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sejak tahun 1994. Tahun 2000 hingga sekarang ia menjabat sebagai Majelis Pembina Komisariat (Mabinkom) STAI Alhikmah Jakarta hingga sekarang. Pada tahun 1996-1998 menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Fakultas Dakwah (HMFD) pada kampusnya dan merangkap sebagai Pemim pin Redaksi Bulletin Kampus Suara Dakwah Alhikmah yang terbit dari tahun 1997 hingga 1999. Pada tahun 2001 hingga sekarang dalam 2 periode kepengurusan, ia menjabat sebagai Sekretaris Rahmat Semesta (Center for Dakwah, Education, Law, Social, and Economics Studies) Forum Komunikasi Mahasiswa dan Alumni Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada tahun 2005-2007 penulis juga diamanahi sebagai pengurus bidang Pendidikan dan Pengkaderan pada Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama' (PP.LDNU). Dan pada tahun itu pula penulis diamanahi sebagai Penasihat Ikatan Mahasiswa Ronggolawe Tuban (IMRT) yang ada di Jakarta dan seki tarnya.
Di tengah-tengah kesibukannya sebagai karyawan
Departemen Agama pusat sejak tahun 2003 dan aktivitas
organisasinya, semangat menulisnya tidak
pernah surut. Diterbitkannya buku Metode Dakwah (sekarang cetakan ke 2) adalah hasil penyusunan yang dikoordinatori/diketuai oleh penulis. Buku
(Manajemen Dakwah) yang sekarang di tangan pembaca
ini dan buku Paradigma Pendidikan Islam di Indonesia
(Penulis sebagai Editor),
akan segera diterbitkan.
Wahyu
Ilaihi, MA., adalah salah satu anggota Lembaga Kajian
dan Pengembangan Dakwah Rahmat Semesta,
sekaligus merupakan Staf Pengajar pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya.
Menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah
di tempat kelahirannya Ngawi Jawa Timur. Kemudian menyelesai kan pendidikan sarjananya
di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel
Surabaya, selanjutnya melanjutkan Pendidikan Pascasarjananya ke Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Konsentrasi Dakwah
dan Komunikasi. Beberapa karya ilmiah
yang pernah dihasilkan adalah: Dakwah di Kalangan Gepeng; Studi Dakwah di Kalangan
Gelandangan dan Pengemis
pada Gg. Kelinci
Joyoboyo, Surabaya (Skripsi), Rasionalitas Materi Dakwah
pada Masyarakat Intelektual, Studi Materi Dakwah KKA (Klub Kajian Agama) Paramadina Jakarta (Tesis), Kontributor Buku "Metode
Dakwah" (Prenada Media, Jakarta, 2003), Editor Buku, Membongkar Ideologi
Pendidikan Islam Indonesia
(Prenada Media
Terbit), Editor Buku, Gerakan Dakwah Intelektual di Indonesia (Proses
Terbit), Rekayasa Sosial dalam Perspektif Dakwah (Surabaya; Jurnal Ilmu Dakwah, Surabaya, 2003), dan saat ini
sedang dalam proses penyelesaian buku "Sejarah Dakwah".
Dalam
buku ini, menjelaskan dan menunjukkan bahwa proses penyelenggaraan manajemen dakwah akan berjalan secara efektif dan efisien, bilamana
dimanfaatkan prinsip-prinsip manajemen dan pengaplikasian dalam manajemen dakwah.
Untuk detailnya;
Bab
Pertama, menjelaskan tentang arti, sejarah, peranan,
dan sarana manajemen dakwah. Bab ini
menjelaskan pemahaman mengenai manajemen dakwah dari perspektif manajemen, dakwah, unsur-unsur dakwah dan kemudian
membuat sebuah definisi
pengertian manajemen dakwah serta dalam bab ini pula memaparkan sejarah
yang ada dari perkembangan dan potret pada masa Rasulullah hingga perkembangan manajemen klasik.
Bab
Kedua sampai Bab Kelima, mengemukakan tentang prinsip manajemen
dakwah. Dalam pembahasan ini membahas menggunakan pendekatan prinsip manajemen
POAC tetapi lebih dikembangkan lagi pembahasannya.
Bab
Keenam sampai dengan Bab Kesembilan, membahas tentang
pengembangan sosial dalam proses manajemen dakwah. Dalam pembahasan ini meskipun pendekatan dilakukan dari segi pandangan perspektif pengembangan sosial, namun
selalu diusaha kan untuk tetap
mendasarkannya pada
prinsip-prinsip dakwah Islam.
Pokok Pikiran Penting
Tentang Isi Buku
a. Pengertian Manajemen Dakwah
Secara
etimologis, kata manajemen
berasal dari bahasa Inggris, management, yang berarti ketatalaksanaan,
tata pimpinan, dan, pengelolaan. Artinya, manajemen
adalah sebagai suatu proses yang diterapkan oleh individu atau kelompok dalam
upaya-upaya koordinasi untuk mencapai suatu
tujuan.
Secara
terminologi, manajemen merupakan
serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan dan mengembangkan segala upaya dalam
mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia,
sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
secara efektif dan efisien.
Secara etimologi, dakwah berasal dari
bahasa Arab, yaitu da'a, yad'u, da'wan,
du'a, yang diartikan sebagai mengajak/menyeru, memanggil, seruan, permohonan, dan permintaan. Istilah ini
sering diberi arti yang sama dengan istilah-istilah tabligh,
amr ma'ruf dan nahi munkar,
mau'idzhoh hasanah, tabsyir, indzhar, washiyah, tarbiyah, ta'lim, dan khotbah.
Istilah dakwah
mencakup yakni:
1. Dakwah adalah
suatu aktivitas atau kegiatan yang bersifat menyeru
atau mengajak kepada
orang lain mengamalkan ajaran Islam.
2. Dakwah adalah
suatu proses penyampaian ajaran Islam yang dilakukan secara sadar dan sengaja.
3. Dakwah adalah
suatu aktivitas yang pelaksanaannya bisa dilakukan dengan berbagai cara atau metode.
4. Dakwah adalah
kegiatan yang direncanakan dengan tujuan mencari
kebahagiaan hidup dengan
dasar keridhaan Allah.
5. Dakwah adalah usaha peningkatan pemahaman keagamaan untuk mengubah
pandangan hidup, sikap bathin dan perilaku umat yang tidak sesuai
dengan ajaran Islam menjadi sesuai dengan tuntutan syariat untuk memperoleh
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Tujuan dari manajemen
dakwah akan menjadi
sarana pengendali dan petunjuk dalam
menjalankan aktivitas dakwah
sehingga mencapai tujuan
akhir dakwah, yaitu
mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Prinsip manajemen dakwah terdiri:
a.
Perencanaan Dakwah (Takhthith)
b.
Pengorganisasian
Dakwah (Thanzim)
c.
Penggerakan Dakwah (Tawjih)
d.
Pengendalian dan Evalusi
Dakwah (Riqabah)
b. Sumber Daya Manusia dalam Manajemen Dakwah
Tujuan
pengembangan sumber daya manusia menurut
Islam adalah membentuk manusia yang ber takwa kepada
Allah SWT. Kata 'takwa' dalam Al-Qur'an
mencakup segala bentuk dan tingkatan kebajikan. Ia me rupakan wasiat Tuhan kepada seluruh makhluk dengan
berbagai tingkatan sejak nabi hingga
orang awam.
Tujuan
utama dari manajemen
sumber daya manusia
adalah untuk meningkatkan kontribusi sumber daya
manusia terhadap organisasi dalam rangka mencapai
produktivitas organisasi yang bersangkutan. Tujuan tersebut didasari atas dasar, bahwa semua kegiatan
organisasi dalam mencapai misi dan
tujuannya adalah sangat tergantung pada manusia yang mengelola organi sasi tersebut. Oleh karena itu, sumber
daya manusia harus dikelola secara serius
sehingga berdaya guna dan berhasil dalam mencapai misi dan tujuan organisasi secara maksimal.
c. Kepemimpinan dalam
Manajemen Dakwah
Kepemimpinan dakwah adalah sikap
kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang
da'i yang mendukung fungsinya untuk meng hadapi publik dalam berbagai kondisinya. Oleh karena itu, yang
dimaksud dengan kepemimpinan manajemen dakwah
adalah suatu kepemimpinan yang fungsi dan pe ranannya
sebagai manajer suatu organisasi atau lembaga dakwah yang bertanggung jawab atas jalannya
semua fungsi manajemen mulai dari planning,
organizing, actuating and controlling.
Ada beberapa cara positif yang dilakukan
oleh pemimpin dakwah untuk mengembangkan kemampuan
para da'i, di antaranya adalah:
Pertama, pemimpin dakwah harus memiliki
waktu yang cukup untuk melakukan
perencanaan dan pelatihan; Kedua, menghadiri program pelatihan dakwah tersendiri; Ketiga, menyediakan resources
dan bantuan logistik
serta prasarana lainnya;
dan Keempat, adalah
membuat kebijakan-kebijakan untuk
mengenali dan menghargai individu-individu yang ingin berkembang.
d. Pengembangan dan Peningkatan Pelaksanaan Dakwah
Ada beberapa cara positif yang dilakukan oleh pemim pin dakwah untuk
mengembangkan kemampuan para da'i di antaranya adalah:
1.
Pemimpin dakwah harus memiliki
waktu yang cukup untuk melakukan perencanaan dan
pelatihan.
2. Menghadiri progam pelatihan dakwah tersendiri.
3.
Menyediakan resources, bantuan
logistik, serta prasa rana
lainnya.
4. Membuat kebijakan-kebijakan untuk mengenali dan menghargai individu-individu yang ingin berkembang.
Akan tetapi, cara yang terpenting untuk
menunjuk kan komitmen pada pengembangan
para da'i adalah pemimpin dakwah itu sendiri harus menjadi figur yang selalu kreatif, inovatif,
dan berusaha untuk menambah ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang kemudian dibuktikan secara aktual dalam memimpin
organisasi dakwah. Di samping menunjukkan sebuah dukungan pada pengembangan anggotanya, pemimpin dakwah harus mempersepsi, bahwa kesalahan-kesalahan sendiri atau
orang lain merupakan peluang untuk kemajuan,
bukan sebagai justifikasi kritik [menyalahkan]. Kemudian para pemimpin organisasi dakwah juga harus
mencipta kan sebuah climate yang kondusif untuk pertumbuhan melalui
proses perumusan kebijakan
dan menilai kemajuan.
e. Rekayasa Sosial
dalam Perspektif Dakwah
Taghyir
ijtima'i (rekayasa sosial)
merupakan cara un tuk mengubah
tatanan kondisi masyarakat menyim pang, salah, dan buruk menjadi kondisi
masyarakat yang terarah,
benar, dan baik. Dalam Alquran,
istilah ini teridentifikasi, antara lain dalam surat ar-Ra'd: 11
,إن هللا ال يغري ما بقوم حىت يغريوإ ما بأ نفسهم (11)..
"Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kau
hingga mereka mengubah apa yang terdapat di dalam diri mereka."
Cara ini telah dipraktikkan oleh Nabi Muhammad
SAW. dalam misi dakwahnya.
Beliau sebagai agent of social change (pelaku rekayasa sosial) dalam waktu relatif singkat, yaitu lebih
kurang dua puluh tiga tahun, berhasil melaku kan rekayasa sosial yang sangat spektakuler atas kondisi sosial masyarakat Arab.
Komentar
Secara
garis besar, buku manajemen dakwah
karya Muhammad Munir
dan Wahyu Ilaihi kurang membahas mengenai peranan manajemen dakwah dalam perspektif lembaga.
Dikarenakan manajemen dakwah ini ada
hubungannya dengan lembaga, maka lebih dikaitkan dengan lembaga.
Dalam buku manajemen dakwah karya Muhammad
Munir dan Wahyu
Ilaihi pemaparan yang sudah baik dan terorganisir dimulai dari mengkaji Manajemen dan kemudian membahas
tentang dakwah dan dijelaskan tentang manajemen dakwah.
Dalam pemaparannya, prinsip
manajemen dakwah dimulai
dari perencanaan dakwah
(takhthith), pengorganisasian dakwah (thanzim), penggerakan dakwah (tawjih),
pengendalian dan evaluasi
dakwah (riqabah).
Kesimpulan
Pada buku karya Wahyu Ilaihi yang berjudul Manajemen Dakwah pada pemaparannya senantiasa mempergunakan dan memanfaatkan prinsip-prinsip Ilmu Manajemen dalam proses dakwah. Dalam prinsip- prinsip manajemen yang terdapat dalam buku manajemen dakwah sudah jelas pemaparannya dihubungkan pandangan islam dan barat.
Oleh:Ahmad Mutawalli Nasution
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Munir dan Wahyu Ilahi. 2006. Manajemen Dakwah. Jakarta: Prenada
Media
Komentar
Posting Komentar