Ilmu Sosial dan Kehidupan

Teori Balance Scorecard

Gambar
Dalam dunia manajemen strategis, pengukuran kinerja organisasi telah lama didominasi oleh indikator keuangan seperti laba, ROI, dan arus kas. Namun, pendekatan ini terbukti tidak cukup untuk menangkap dinamika dan kompleksitas organisasi modern. Sebagai solusi, Kaplan dan Norton memperkenalkan Balanced Scorecard (BSC), sebuah sistem pengukuran kinerja yang menyelaraskan visi dan strategi organisasi dengan indikator operasional yang lebih luas. BSC mengusung empat perspektif utama: 1. Perspektif Keuangan – Menilai keberhasilan organisasi dalam menciptakan nilai ekonomi bagi pemegang saham. 2. Perspektif Pelanggan – Mengukur kepuasan, loyalitas, dan persepsi pelanggan terhadap produk atau layanan. 3. Perspektif Proses Internal – Mengevaluasi efisiensi dan efektivitas proses bisnis yang mendukung pencapaian strategi. 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan – Menyoroti kapabilitas sumber daya manusia, sistem informasi, dan budaya organisasi dalam mendukung inovasi dan perbai...

REVIEW BUKU MANAJEMEN DAKWAH KARYA MUHAMMAD MUNIR DAN WAHYU ILAIHI

 1.   Tentang Pengarang

 

Muhammad Munir, S.Ag., MA., (yang biasa dipanggil dengan Munir), dilahirkan di daerah Tuban - Jawa Timur tepatnya 07 Agustus 1974. Jenjang pendidikannya diawali di Sekolah Dasar Negeri di pagi hari dan selepas ba'da Zuhur hingga malam ia belajar di Madrasah Diniyah Pesantren- Manbaul Huda di kampung halamannya. Setelah lulus, ia melanjutkan pada Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Tambakboyo. Selesainya pada MTs ia melanjutkan pada Madrasah Aliyah Negeri (MAN) I di Kabupaten Tuban sambi nyantri di Pondok Pesantren Asshomadiyah Makam Agung Tuban di bawah asuhan KH. Ahmad Syifa' (sudah almarhum). Setelah lulus tahun 1994 hijrah ke Jakarta dan melanjutkan pada bangku kuliah S-1 di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Alhikmah Jakarta. Seteleh menyelesaikan pada bangku kuliah S-1, penulis tidak patah semangat belajarnya. Tahun 2001, melanjut kan pada jenjang Strata 2 (S-2) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada program konsentrasi Study Islam Dakwah dan Komunikasi sambil bertugas sebagai Dosen STAI Alhikmah Jakarta dari awal tahun 2002 hingga akhir tahun 2003.

Penempatan diri yang matang melalui organisasi dimulai sejak mulai kuliah S-1 sebagai aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sejak tahun 1994. Tahun 2000 hingga sekarang ia menjabat sebagai Majelis Pembina Komisariat (Mabinkom) STAI Alhikmah Jakarta hingga sekarang. Pada tahun 1996-1998 menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Fakultas Dakwah (HMFD) pada kampusnya dan merangkap sebagai Pemim pin Redaksi Bulletin Kampus Suara Dakwah Alhikmah yang terbit dari tahun 1997 hingga 1999. Pada tahun 2001 hingga sekarang dalam 2 periode kepengurusan, ia menjabat sebagai Sekretaris Rahmat Semesta (Center for Dakwah, Education, Law, Social, and Economics Studies) Forum Komunikasi Mahasiswa dan Alumni Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada tahun 2005-2007 penulis juga diamanahi sebagai pengurus bidang Pendidikan dan Pengkaderan pada Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama' (PP.LDNU). Dan pada tahun itu pula penulis diamanahi sebagai Penasihat Ikatan Mahasiswa Ronggolawe Tuban (IMRT) yang ada di Jakarta dan seki tarnya.

Di tengah-tengah kesibukannya sebagai karyawan Departemen Agama pusat sejak tahun 2003 dan aktivitas organisasinya, semangat menulisnya tidak pernah surut. Diterbitkannya buku Metode Dakwah (sekarang cetakan ke 2) adalah hasil penyusunan yang dikoordinatori/diketuai oleh penulis. Buku (Manajemen Dakwah) yang sekarang di tangan pembaca ini dan buku Paradigma Pendidikan Islam di Indonesia (Penulis sebagai Editor), akan segera diterbitkan.

Wahyu Ilaihi, MA., adalah salah satu anggota Lembaga Kajian dan Pengembangan Dakwah Rahmat Semesta, sekaligus merupakan Staf Pengajar pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya. Menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di tempat kelahirannya Ngawi Jawa Timur. Kemudian menyelesai kan pendidikan sarjananya di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya, selanjutnya melanjutkan Pendidikan Pascasarjananya ke Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Konsentrasi Dakwah dan Komunikasi. Beberapa karya ilmiah yang pernah dihasilkan adalah: Dakwah di Kalangan Gepeng; Studi Dakwah di Kalangan Gelandangan dan Pengemis pada Gg. Kelinci Joyoboyo, Surabaya (Skripsi), Rasionalitas Materi Dakwah pada Masyarakat Intelektual, Studi Materi Dakwah KKA (Klub Kajian Agama) Paramadina Jakarta (Tesis), Kontributor Buku "Metode Dakwah" (Prenada Media, Jakarta, 2003), Editor Buku, Membongkar Ideologi Pendidikan Islam Indonesia (Prenada Media


Terbit), Editor Buku, Gerakan Dakwah Intelektual di Indonesia (Proses Terbit), Rekayasa Sosial dalam Perspektif Dakwah (Surabaya; Jurnal Ilmu Dakwah, Surabaya, 2003), dan saat ini sedang dalam proses penyelesaian buku "Sejarah Dakwah".

2.   Gambaran Buku Secara Umum

 

Dalam buku ini, menjelaskan dan menunjukkan bahwa proses penyelenggaraan manajemen dakwah akan berjalan secara efektif dan efisien, bilamana dimanfaatkan prinsip-prinsip manajemen dan pengaplikasian dalam manajemen dakwah. Untuk detailnya;

Bab Pertama, menjelaskan tentang arti, sejarah, peranan, dan sarana manajemen dakwah. Bab ini menjelaskan pemahaman mengenai manajemen dakwah dari perspektif manajemen, dakwah, unsur-unsur dakwah dan kemudian membuat sebuah definisi pengertian manajemen dakwah serta dalam bab ini pula memaparkan sejarah yang ada dari perkembangan dan potret pada masa Rasulullah hingga perkembangan manajemen klasik.

Bab Kedua sampai Bab Kelima, mengemukakan tentang prinsip manajemen dakwah. Dalam pembahasan ini membahas menggunakan pendekatan prinsip manajemen POAC tetapi lebih dikembangkan lagi pembahasannya.

Bab Keenam sampai dengan Bab Kesembilan, membahas tentang pengembangan sosial dalam proses manajemen dakwah. Dalam pembahasan ini meskipun pendekatan dilakukan dari segi pandangan perspektif pengembangan sosial, namun selalu diusaha kan untuk tetap mendasarkannya pada prinsip-prinsip dakwah Islam.

 

Pokok Pikiran Penting Tentang Isi Buku

 

a.  Pengertian Manajemen Dakwah


Secara etimologis, kata manajemen berasal dari bahasa Inggris, management, yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, dan, pengelolaan. Artinya, manajemen adalah sebagai suatu proses yang diterapkan oleh individu atau kelompok dalam upaya-upaya koordinasi untuk mencapai suatu tujuan.

 

Secara terminologi, manajemen merupakan serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan dan mengembangkan segala upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

 

Secara etimologi, dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da'a, yad'u, da'wan, du'a, yang diartikan sebagai mengajak/menyeru, memanggil, seruan, permohonan, dan permintaan. Istilah ini sering diberi arti yang sama dengan istilah-istilah tabligh, amr ma'ruf dan nahi munkar, mau'idzhoh hasanah, tabsyir, indzhar, washiyah, tarbiyah, ta'lim, dan khotbah.

 

Istilah dakwah mencakup yakni:

 

1.      Dakwah adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang bersifat menyeru atau mengajak kepada orang lain mengamalkan ajaran Islam.

2.      Dakwah adalah suatu proses penyampaian ajaran Islam yang dilakukan secara sadar dan sengaja.

3.      Dakwah adalah suatu aktivitas yang pelaksanaannya bisa dilakukan dengan berbagai cara atau metode.

4.      Dakwah adalah kegiatan yang direncanakan dengan tujuan mencari kebahagiaan hidup dengan dasar keridhaan Allah.


5.      Dakwah adalah usaha peningkatan pemahaman keagamaan untuk mengubah pandangan hidup, sikap bathin dan perilaku umat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam menjadi sesuai dengan tuntutan syariat untuk memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

 

Tujuan dari manajemen dakwah akan menjadi sarana pengendali dan petunjuk dalam menjalankan aktivitas dakwah sehingga mencapai tujuan akhir dakwah, yaitu mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

 

Prinsip manajemen dakwah terdiri:

a.       Perencanaan Dakwah (Takhthith)

b.      Pengorganisasian Dakwah (Thanzim)

c.       Penggerakan Dakwah (Tawjih)

d.      Pengendalian dan Evalusi Dakwah (Riqabah)

 

b.  Sumber Daya Manusia dalam Manajemen Dakwah

Tujuan pengembangan sumber daya manusia menurut Islam adalah membentuk manusia yang ber takwa kepada Allah SWT. Kata 'takwa' dalam Al-Qur'an mencakup segala bentuk dan tingkatan kebajikan. Ia me rupakan wasiat Tuhan kepada seluruh makhluk dengan berbagai tingkatan sejak nabi hingga orang awam.

Tujuan utama dari manajemen sumber daya manusia adalah untuk meningkatkan kontribusi sumber daya manusia terhadap organisasi dalam rangka mencapai produktivitas organisasi yang bersangkutan. Tujuan tersebut didasari atas dasar, bahwa semua kegiatan organisasi dalam mencapai misi dan tujuannya adalah sangat tergantung pada manusia yang mengelola organi sasi tersebut. Oleh karena itu, sumber daya manusia harus dikelola secara serius sehingga berdaya guna dan berhasil dalam mencapai misi dan tujuan organisasi secara maksimal.


c.  Kepemimpinan dalam Manajemen Dakwah

Kepemimpinan dakwah adalah sikap kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang da'i yang mendukung fungsinya untuk meng hadapi publik dalam berbagai kondisinya. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan kepemimpinan manajemen dakwah adalah suatu kepemimpinan yang fungsi dan pe ranannya sebagai manajer suatu organisasi atau lembaga dakwah yang bertanggung jawab atas jalannya semua fungsi manajemen mulai dari planning, organizing, actuating and controlling.

Ada beberapa cara positif yang dilakukan oleh pemimpin dakwah untuk mengembangkan kemampuan para da'i, di antaranya adalah: Pertama, pemimpin dakwah harus memiliki waktu yang cukup untuk melakukan perencanaan dan pelatihan; Kedua, menghadiri program pelatihan dakwah tersendiri; Ketiga, menyediakan resources dan bantuan logistik serta prasarana lainnya; dan Keempat, adalah membuat kebijakan-kebijakan untuk mengenali dan menghargai individu-individu yang ingin berkembang.

 

d.  Pengembangan dan Peningkatan Pelaksanaan Dakwah

Ada beberapa cara positif yang dilakukan oleh pemim pin dakwah untuk mengembangkan kemampuan para da'i di antaranya adalah:

1.      Pemimpin dakwah harus memiliki waktu yang cukup untuk melakukan perencanaan dan pelatihan.

2.      Menghadiri progam pelatihan dakwah tersendiri.

3.      Menyediakan resources, bantuan logistik, serta prasa rana lainnya.

4.      Membuat kebijakan-kebijakan untuk mengenali dan menghargai individu-individu yang ingin berkembang.

Akan tetapi, cara yang terpenting untuk menunjuk kan komitmen pada pengembangan para da'i adalah pemimpin dakwah itu sendiri harus menjadi figur yang selalu kreatif, inovatif, dan berusaha untuk menambah ilmu


pengetahuan dan keterampilan yang kemudian dibuktikan secara aktual dalam memimpin organisasi dakwah. Di samping menunjukkan sebuah dukungan pada pengembangan anggotanya, pemimpin dakwah harus mempersepsi, bahwa kesalahan-kesalahan sendiri atau orang lain merupakan peluang untuk kemajuan, bukan sebagai justifikasi kritik [menyalahkan]. Kemudian para pemimpin organisasi dakwah juga harus mencipta kan sebuah climate yang kondusif untuk pertumbuhan melalui proses perumusan kebijakan dan menilai kemajuan.

 

e.  Rekayasa Sosial dalam Perspektif Dakwah

Taghyir ijtima'i (rekayasa sosial) merupakan cara un tuk mengubah tatanan kondisi masyarakat menyim pang, salah, dan buruk menjadi kondisi masyarakat yang terarah, benar, dan baik. Dalam Alquran, istilah ini teridentifikasi, antara lain dalam surat ar-Ra'd: 11

 

,إن هللا ال يغري ما بقوم حىت يغريوإ ما بأ نفسهم (11)..

"Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kau hingga mereka mengubah apa yang terdapat di dalam diri mereka."

 

Cara ini telah dipraktikkan oleh Nabi Muhammad SAW. dalam misi dakwahnya. Beliau sebagai agent of social change (pelaku rekayasa sosial) dalam waktu relatif singkat, yaitu lebih kurang dua puluh tiga tahun, berhasil melaku kan rekayasa sosial yang sangat spektakuler atas kondisi sosial masyarakat Arab.


 Komentar

1.  Kelemahan Buku

Secara garis besar, buku manajemen dakwah karya Muhammad Munir dan Wahyu Ilaihi kurang membahas mengenai peranan manajemen dakwah dalam perspektif lembaga. Dikarenakan manajemen dakwah ini ada hubungannya dengan lembaga, maka lebih dikaitkan dengan lembaga.

2.  Kelebihan Buku

 

Dalam buku manajemen dakwah karya Muhammad Munir dan Wahyu Ilaihi pemaparan yang sudah baik dan terorganisir dimulai dari mengkaji Manajemen dan kemudian membahas tentang dakwah dan dijelaskan tentang manajemen dakwah.

Dalam pemaparannya, prinsip manajemen dakwah dimulai dari perencanaan dakwah (takhthith), pengorganisasian dakwah (thanzim), penggerakan dakwah (tawjih), pengendalian dan evaluasi dakwah (riqabah).


Kesimpulan

 

Pada buku karya Wahyu Ilaihi yang berjudul Manajemen Dakwah pada pemaparannya senantiasa mempergunakan dan memanfaatkan prinsip-prinsip Ilmu Manajemen dalam proses dakwah. Dalam prinsip- prinsip manajemen yang terdapat dalam buku manajemen dakwah sudah jelas pemaparannya dihubungkan pandangan islam dan barat.


Oleh:Ahmad Mutawalli Nasution



DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Munir dan Wahyu Ilahi. 2006. Manajemen Dakwah. Jakarta: Prenada Media

Komentar

Berbagi Info

KEAJAIBAN SIDIK JARI

Memahami Sejarah Terbentuknya Konsep dan Sistem Kebijakan Ekonomi pada masa Rasululloh dan Khulafa’urrosyidin

KEBIASAAN ITU TERPOLAKAN, BISA DIUKUR LANGSUNG

Manajemen Dakwah- Ayat-Ayat Al-qur'an yang Menyebutkan tentang Manusia

Perintah Dalam Qur'an untuk membuat rencana