Ilmu Sosial dan Kehidupan

Teori Balance Scorecard

Gambar
Dalam dunia manajemen strategis, pengukuran kinerja organisasi telah lama didominasi oleh indikator keuangan seperti laba, ROI, dan arus kas. Namun, pendekatan ini terbukti tidak cukup untuk menangkap dinamika dan kompleksitas organisasi modern. Sebagai solusi, Kaplan dan Norton memperkenalkan Balanced Scorecard (BSC), sebuah sistem pengukuran kinerja yang menyelaraskan visi dan strategi organisasi dengan indikator operasional yang lebih luas. BSC mengusung empat perspektif utama: 1. Perspektif Keuangan – Menilai keberhasilan organisasi dalam menciptakan nilai ekonomi bagi pemegang saham. 2. Perspektif Pelanggan – Mengukur kepuasan, loyalitas, dan persepsi pelanggan terhadap produk atau layanan. 3. Perspektif Proses Internal – Mengevaluasi efisiensi dan efektivitas proses bisnis yang mendukung pencapaian strategi. 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan – Menyoroti kapabilitas sumber daya manusia, sistem informasi, dan budaya organisasi dalam mendukung inovasi dan perbai...

Manjemen Dakwah kumpulan ayat-ayat Alqur'an tentang prinsif-prinsif yang harus di pegang sebagai seorang manajer

 

Oleh: Muhammad Hafizul Aripin, S.Sos. & Dr. Hamidulloh Mahmud, Lc. MA.

Manajemen Perspesktif Qur’ani

Alqur’an hadir sebagai pedoman hidup, petunjuk bagi ummat manusia, dan penjelas untuk petujuk itu sendiri, sesuai pirman Alloh dalam Qur’an surah Al-baqoroh ayat 185 sebagai berikut:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ

Artinya: Bulan Romadon adalah (bulan) yang di dalamnya di trunkannya Al-qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelas-penjelas mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dengan yang batil). (Q.S.  Al-baqoroh: 185)

Qur’an sebagai sumber pedoman bagi umat islam dalam menjalankan kehidupannya di dunia, lebih-lebih untuk memanaj diri sendiri menjadi insan yang lebih baik, dan dengan pedoman itu pula bisa mendakwahi orang-orang terdekat dan orang-orang lain di sekitar.

 Mahmuddin menerengkan bahwa, manajemen merupakah suatu proses dalam memamfaatkan sumberdaya (insani pribadi, kelompok, dan alam atau system tertentu) dan dilakukan untuk merealisasikan nilai-nilai ajaran islam sebagai tujuan bersama (Mahmuddin, 2004).

Dalam KBBI Daring Edisi III kata Mananjemen di artikan (1). Penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran; (2). Pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dan organisasi (Ebta Stiawan, 2012-2021).

Manajemen juga mengandung arti proses kegiatan. Proses tersebut di mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dengan menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Dan seluruh proses tersebut ditujukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam Al-quran sendiri, kita sering mendapati beberapa kata yang menunjukkan bahwa itu berkaitan dengan kata manajemen. Contohnya seperti kata Robbun yang asal katanya Robba-Yarubbu-Robban, artinya memimpin, mengasuh (Mahmud Yunus, 2010). Istilah pesantren kita juga sering mendengar kata mudabbir artinya yang mengatur jalannya kegiatan pondok pesantren.

Kata Robbun yang mengarah kepada istilah manajemen terdapat dalam surah  Al-fatihah, sebagai berikut:

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

Artinya: Segala puji bagi alloh, tuhan sekalian alam (Q.S. Al-fatihah/1: 2).

Syaikh jalaluddin As-suyuti menjelaskan dalam kitabnya tafsir jalaalain:

أي مالك جميع خلقه من الانسان والجن والملاكة والدواب وغيره

 

 Maksud dari kata Robb yaitu: Pemilik semua makhluk mulai dari manusia, jin, malaikat, binatang melata, dan yang lainnya.

Alloh sebagai pencipta, pemilik, pengatur, pengontrol yang memanaj sekalian alam ini. Karena tampa ada yang mengaturnya tidak akan mungkin bisa berjalan dengan baik dan mustahil ada sesuatu di dunia ini kecuali ada yang menciptakannya.

Sedangkan kata Yudabbiru yang mengarah kepada istilah manajemen, terdapat dalam surah  As-sajadah ayat: 5, sebagai berikut:

يُدَبِّرُ الْاَمْرَ مِنَ السَّمَاۤءِ اِلَى الْاَرْضِ ثُمَّ يَعْرُجُ اِلَيْهِ فِيْ يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهٗٓ اَلْفَ سَنَةٍ مِّمَّا تَعُدُّوْنَ

Artinya: Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu (Q.S. As-sajdah/32: 5).

Imam Ibnu Katsir menjelaskan, Dia (Alloh) mengatur segala urusan dari langit ke bumi kemudian urusan itu naik kepadaNya, maksudnya adalah Dia menurunkan pelan-pelan urusanNya dari atas langit ke penjuru bumi yang tujuh, sebagaimana firmannya:

اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَ سَبْعَ سَمٰوٰتٍ وَّمِنَ الْاَرْضِ مِثْلَهُنَّۗ يَتَنَزَّلُ الْاَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ەۙ وَّاَنَّ اللّٰهَ قَدْ اَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا

Artinya: Allah yang menciptakan tujuh langit dan dari (penciptaan) bumi juga serupa. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, dan ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.(Q.S. at-Talaq/65: 12).

Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini sebagai semua perbuatan akan di angkat ke dalam kitab-kitabNya di atas langit dunia, sedangkan jarak diantaranya dan diantara bumi adalah seperti perjalanan 500 tahun dan atap Langit Itu 500 tahun. Sebagain sahabat yang lain juga berpendapat seperti Qotadah, berkata: ‘’Turunnya malaikat seperti perjalanan lima ratus tahun dan lainnya seperti perjalanan lima ratus tahun akan tetapi dia memutuskannya pada sekejap mata.

Dari ayat-ayat di atas tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa istilah manajemen sudah tertuang dalam Al-qur’an, baik dalam bentuk kalimat langsung seperti kata Robbun dan Yudabbiru, ataupun dalam bentuk keadaan yang memberikan pemahaman bahwa Alloh SWT, mengatur atau memanajemen kehidupan di bumi ini dengan sebaik-baik manajemen.

Alquran sebagai kitab suci yang diturunkan kepada manusia mengandung banyak nilai yang dapat dijadikan pedoman manusia dalam bertindak, berperilaku, berorganisasi, bergaul dan lain sebagainya. Dalam kajian manajemen Qur’ani, Alqur’an dijadikan landasan normatif dalam praktik manajemen. A. Djalaluddin menjelaskan prinsip-prinsip manajemen Qurani sebagai berikut:

1)   legalitas dan objektivitas perencanaan

Dalam proses perencanaan tidak menapikan keimanan. Perencanaan merupakan salah satu bentuk amal kebajikan yang berupa menjalankan sebab. Sebagaimana kisah Nabi Yusuf AS dalam QS. Yusuf [12]: 47-49.

2)   Realistis dalam mengambil keputusan dan kebijakan

Dalam kisah Nabi Sulaiman as. (QS. An-naml [27]: 20-21), beliau marah dan memutuskan untuk memberi sanksi atau hukuman kepada burung Hud-Hud karena tidak hadir dalam acara majelis nya kecuali burung tersebut memberikan alasan yang kuat ketidak hadirannya.

3)   Pertimbangan potensi sumber daya manusia yang dimiliki

Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-baqarah [2]: 286: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.

4)   Syura untuk mengoptimalkan

Musyawarah adalah jalan menuju keputusan nilai strategi dari musyawarah. Nilai strategi dari Syura adalah motivasi bagi individu untuk terlibat lebih optimal dalam kerja-kerja organisasi, Sebagaimana firman Allah dalam QS. Ali Imron [3]: 159.

5)   Distribusi tugas guna membangun komitmen bersama.

Pembagian tugas secara merata merupakan hal yang sangat di perlukan dalam rangka menjalan roda organisasi. Penugasan  ini tertuang gambaran pesannya dalam Q.S. Yusuf/12: 56.

6)   Efektifitas thaudhif

Efektif merupakan factor yang tidak kalah penting dari sebuah system manajerial. Karena dengan keefektifan akan memicu produksi kinerja terlaksana dengan baik dan sempurna. Hal tersebut tertuang dari gambaran Q.S. Al-qoshos/28:26.

7)   Itqon (optimal) dalam kerja dan ihsan dalam prestasi

Optimal merupakan bentuk dari keseriusan mengemban tugas yang di berikan. Karena setiap tugas bila di jalankan setengah-setengah, maka hasilnyapun setengah-setengah pula.

Ihsan atau bersihnya dalam menempuh prestasi juga merupakan bagian dari keoptimalan dalam bermanajemen. Sehingga ketika keoptimalan dan kebaikan yang sempurna bisa di ukur dari sejauh mana hasilnya. Hal tersebut di gambarkan dalam Q.S. As-syu’aro’/26: 41-42.

8)   Tanggung jawab.

Bertanggung jawab atas setiap system atau manajemen yang sudah dibangun juga merupakan bagian yang di sorot dalam al-qur’an. Hal itu terdapat gambarannya dalam Q.S. Al-zalzalah/99: 7-8. Di mana setiap kebaikan akan di balas dan setiap keburukanpun akan di balas pula.

9)   Efisien

System manejeman yang efisien lahir dari kedisiplinan menjalan tugas secara totalitas. Sehingga setip tugas dalam suatu manajemen akan berjalan sesuai rencana dan penghabisan waktu yang sudah di alokasikan sebelumnya.

Efisien juga di sebut dengan keseimbangan, kebermamfaatan, tidak mubadzir, dan adil. Hal tersebut terdapat pada beberapa surah al-quran di bawah, sebagai berikut:

a)      Keseimbangan Q.S Al-qoshos/28:77

b)      Kebermamfaatan Q.S Ali Imran/3:191

c)      Tidak mubazir Q.S. Al-isra’/17: 26-27

d)      Adil Q.S. Al-ma’idah/5: 8 & An-nisa’/4:135

Manajemen Qur’ani yang telah dijelaskan oleh A. Djalaluddin tersebut mengambil hikmah idariyah dari beberapa kisah Alquran. Alquran sebagai kitab suci yang mengandung hikmah dan petunjuk bagi manusia sumber inspirasi dalam praktik manajerial.

Sejatinya Qur’an 1400-an abad yang lalu sudah menghadirkan prinsip-prinsip manajemen di dalam ayat-ayatnya. Menjadi sebaik-baiknya rujukan lagi lurus. Sebagaimana Alloh menyatakan dalam QS. Al-isra’ [17]: 9. Yang artinya: “Sesungguhnya Al-qur’an ini memberi petunjuk menuju (jalan) yang lebih lurus”. Prof. Quraisihab mengutif ayat tersebut dalam bukunya Ka’idah-Ka’idah Tafsir. Syarat, Ketentuan, dan Aturan yang perlu anda ketahui dalam memahami Al-qur’an, (Quraisyihab, 2015).

 

A. DAFTAR PUSTAKA

Al-Hufaz, Qur’an. (2018). Terjemah dan Tajwid. Bandung: Cordoba.

 

Aripin, Zainal. (2020). Tafsir Ayat-ayat Manajemen. Bandung: Remaja Rosdakarya.

 

As-suyuti, Jalaaluddin. Tafsir Jalaalain bagian ke dua. Surabaya: Darul Ulum.

 

Djalaluddin, A. (2014). Manajemen Qur’ani Menerjemahkan Idaroh Ilahiyah Dalam Kehidupan Insaniyah. Malang: UIN Malik Press.

 

Mahmuddin. (2004). Manajemen Dakwah Rasulullah. Jakarta: Restu Ilahi.

 

Munir, M. dan Wahyu Ilahi. (2009). Manajemen Dakwah. Jakarta: Kencana.

 

Nawawi, Hadari. (1989). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Haji Masagung.

 

Syihab, Quraiys. (2015). Ka’idah-Ka’idah Tafsir. Syarat, Ketentuan, dan Aturan yang perlu anda ketahui dalam memahami Al-qur’an. Ciputat:  Lentera Hati.

 

Tholifah, I’anatut. (2015). Manajemen Dakwah Sejarah dan Konsep. Malang: Citra Intrans Selaras.

 

Yunus, Mahmud. (2010). Kamus Arab Indonesia. Ciputat: Mahmud Yunus Wa Dzurriyyat.

Komentar

Berbagi Info

KEAJAIBAN SIDIK JARI

Memahami Sejarah Terbentuknya Konsep dan Sistem Kebijakan Ekonomi pada masa Rasululloh dan Khulafa’urrosyidin

KEBIASAAN ITU TERPOLAKAN, BISA DIUKUR LANGSUNG

Manajemen Dakwah- Ayat-Ayat Al-qur'an yang Menyebutkan tentang Manusia

Perintah Dalam Qur'an untuk membuat rencana