Ilmu Sosial dan Kehidupan
Manjemen Dakwah kumpulan ayat-ayat Alqur'an tentang prinsif-prinsif yang harus di pegang sebagai seorang manajer
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Oleh:
Muhammad Hafizul Aripin, S.Sos. & Dr. Hamidulloh Mahmud, Lc. MA.
Manajemen
Perspesktif Qur’ani
Alqur’an
hadir sebagai pedoman hidup, petunjuk bagi ummat manusia, dan penjelas untuk
petujuk itu sendiri, sesuai pirman Alloh dalam Qur’an surah Al-baqoroh ayat 185
sebagai berikut:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ
الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ
Artinya:
Bulan Romadon adalah (bulan) yang di dalamnya di trunkannya Al-qur’an, sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelas-penjelas mengenai petunjuk itu dan pembeda
(antara yang haq dengan yang batil). (Q.S.
Al-baqoroh: 185)
Qur’an
sebagai sumber pedoman bagi umat islam dalam menjalankan kehidupannya di dunia,
lebih-lebih untuk memanaj diri sendiri menjadi insan yang lebih baik, dan dengan
pedoman itu pula bisa mendakwahi orang-orang terdekat dan orang-orang lain di
sekitar.
Mahmuddin menerengkan bahwa, manajemen
merupakah suatu proses dalam memamfaatkan sumberdaya (insani pribadi, kelompok,
dan alam atau system tertentu) dan dilakukan untuk merealisasikan nilai-nilai
ajaran islam sebagai tujuan bersama (Mahmuddin, 2004).
Dalam KBBI
Daring Edisi III kata Mananjemen di artikan (1). Penggunaan sumber daya secara
efektif untuk mencapai sasaran; (2). Pimpinan yang bertanggung jawab atas
jalannya perusahaan dan organisasi (Ebta Stiawan, 2012-2021).
Manajemen
juga mengandung arti proses kegiatan. Proses tersebut di mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dengan menggunakan
sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Dan seluruh proses tersebut
ditujukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam
Al-quran sendiri, kita sering mendapati beberapa kata yang menunjukkan bahwa
itu berkaitan dengan kata manajemen. Contohnya seperti kata Robbun yang asal
katanya Robba-Yarubbu-Robban, artinya memimpin, mengasuh (Mahmud Yunus, 2010).
Istilah pesantren kita juga sering mendengar kata mudabbir artinya yang
mengatur jalannya kegiatan pondok pesantren.
Kata
Robbun yang mengarah kepada istilah manajemen terdapat dalam surah Al-fatihah, sebagai berikut:
اَلْحَمْدُ
لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Artinya: Segala puji bagi alloh, tuhan sekalian alam (Q.S.
Al-fatihah/1: 2).
Syaikh
jalaluddin As-suyuti menjelaskan dalam kitabnya tafsir jalaalain:
أي مالك جميع خلقه من
الانسان والجن والملاكة والدواب وغيره
Maksud dari kata Robb yaitu: Pemilik semua makhluk mulai dari manusia, jin,
malaikat, binatang melata, dan yang lainnya.
Alloh
sebagai pencipta, pemilik, pengatur, pengontrol yang memanaj sekalian alam ini.
Karena tampa ada yang mengaturnya tidak akan mungkin bisa berjalan dengan baik
dan mustahil ada sesuatu di dunia ini kecuali ada yang menciptakannya.
Sedangkan
kata Yudabbiru yang mengarah kepada istilah manajemen, terdapat dalam
surah As-sajadah ayat: 5, sebagai
berikut:
يُدَبِّرُ
الْاَمْرَ مِنَ السَّمَاۤءِ اِلَى الْاَرْضِ ثُمَّ يَعْرُجُ اِلَيْهِ فِيْ يَوْمٍ
كَانَ مِقْدَارُهٗٓ اَلْفَ سَنَةٍ مِّمَّا تَعُدُّوْنَ
Artinya:
Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu (Q.S. As-sajdah/32: 5).
Imam Ibnu
Katsir menjelaskan, Dia (Alloh) mengatur segala urusan dari langit ke bumi
kemudian urusan itu naik kepadaNya, maksudnya adalah Dia menurunkan pelan-pelan
urusanNya dari atas langit ke penjuru bumi yang tujuh, sebagaimana firmannya:
اَللّٰهُ
الَّذِيْ خَلَقَ سَبْعَ سَمٰوٰتٍ وَّمِنَ الْاَرْضِ مِثْلَهُنَّۗ يَتَنَزَّلُ
الْاَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
ەۙ وَّاَنَّ اللّٰهَ قَدْ اَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا
Artinya:
Allah yang menciptakan tujuh langit dan dari (penciptaan) bumi juga serupa.
Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas
segala sesuatu, dan ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.(Q.S.
at-Talaq/65: 12).
Ibnu
Katsir menafsirkan ayat ini sebagai semua perbuatan akan di angkat ke dalam
kitab-kitabNya di atas langit dunia, sedangkan jarak diantaranya dan diantara
bumi adalah seperti perjalanan 500 tahun dan atap Langit Itu 500 tahun.
Sebagain sahabat yang lain juga berpendapat seperti Qotadah, berkata:
‘’Turunnya malaikat seperti perjalanan lima ratus tahun dan lainnya seperti
perjalanan lima ratus tahun akan tetapi dia memutuskannya pada sekejap mata.
Dari
ayat-ayat di atas tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa istilah manajemen
sudah tertuang dalam Al-qur’an, baik dalam bentuk kalimat langsung seperti kata
Robbun dan Yudabbiru, ataupun dalam bentuk keadaan yang memberikan pemahaman
bahwa Alloh SWT, mengatur atau memanajemen kehidupan di bumi ini dengan
sebaik-baik manajemen.
Alquran
sebagai kitab suci yang diturunkan kepada manusia mengandung banyak nilai yang
dapat dijadikan pedoman manusia dalam bertindak, berperilaku, berorganisasi,
bergaul dan lain sebagainya. Dalam kajian manajemen Qur’ani, Alqur’an dijadikan
landasan normatif dalam praktik manajemen. A. Djalaluddin menjelaskan
prinsip-prinsip manajemen Qurani sebagai berikut:
1) legalitas dan
objektivitas perencanaan
Dalam
proses perencanaan tidak menapikan keimanan. Perencanaan merupakan salah satu
bentuk amal kebajikan yang berupa menjalankan sebab. Sebagaimana kisah Nabi
Yusuf AS dalam QS. Yusuf [12]: 47-49.
2) Realistis dalam mengambil
keputusan dan kebijakan
Dalam
kisah Nabi Sulaiman as. (QS. An-naml [27]: 20-21), beliau marah dan memutuskan
untuk memberi sanksi atau hukuman kepada burung Hud-Hud karena tidak hadir
dalam acara majelis nya kecuali burung tersebut memberikan alasan yang kuat
ketidak hadirannya.
3) Pertimbangan potensi
sumber daya manusia yang dimiliki
Sebagaimana
firman Allah dalam QS. Al-baqarah [2]: 286: “Allah
tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
4) Syura untuk
mengoptimalkan
Musyawarah
adalah jalan menuju keputusan nilai strategi dari musyawarah. Nilai strategi
dari Syura adalah motivasi bagi individu untuk terlibat lebih optimal dalam
kerja-kerja organisasi, Sebagaimana firman Allah dalam QS. Ali Imron [3]: 159.
5) Distribusi tugas guna
membangun komitmen bersama.
Pembagian
tugas secara merata merupakan hal yang sangat di perlukan dalam rangka menjalan
roda organisasi. Penugasan ini tertuang
gambaran pesannya dalam Q.S. Yusuf/12: 56.
6) Efektifitas thaudhif
Efektif
merupakan factor yang tidak kalah penting dari sebuah system manajerial. Karena
dengan keefektifan akan memicu produksi kinerja terlaksana dengan baik dan
sempurna. Hal tersebut tertuang dari gambaran Q.S. Al-qoshos/28:26.
7) Itqon (optimal) dalam
kerja dan ihsan dalam prestasi
Optimal
merupakan bentuk dari keseriusan mengemban tugas yang di berikan. Karena setiap
tugas bila di jalankan setengah-setengah, maka hasilnyapun setengah-setengah
pula.
Ihsan
atau bersihnya dalam menempuh prestasi juga merupakan bagian dari keoptimalan
dalam bermanajemen. Sehingga ketika keoptimalan dan kebaikan yang sempurna bisa
di ukur dari sejauh mana hasilnya. Hal tersebut di gambarkan dalam Q.S.
As-syu’aro’/26: 41-42.
8) Tanggung jawab.
Bertanggung
jawab atas setiap system atau manajemen yang sudah dibangun juga merupakan
bagian yang di sorot dalam al-qur’an. Hal itu terdapat gambarannya dalam Q.S.
Al-zalzalah/99: 7-8. Di mana setiap kebaikan akan di balas dan setiap
keburukanpun akan di balas pula.
9) Efisien
System
manejeman yang efisien lahir dari kedisiplinan menjalan tugas secara totalitas.
Sehingga setip tugas dalam suatu manajemen akan berjalan sesuai rencana dan
penghabisan waktu yang sudah di alokasikan sebelumnya.
Efisien
juga di sebut dengan keseimbangan, kebermamfaatan, tidak mubadzir, dan adil.
Hal tersebut terdapat pada beberapa surah al-quran di bawah, sebagai berikut:
a)
Keseimbangan Q.S Al-qoshos/28:77
b)
Kebermamfaatan Q.S Ali Imran/3:191
c)
Tidak mubazir Q.S. Al-isra’/17: 26-27
d)
Adil Q.S. Al-ma’idah/5: 8 & An-nisa’/4:135
Manajemen
Qur’ani yang telah dijelaskan oleh A. Djalaluddin tersebut mengambil hikmah idariyah dari beberapa kisah Alquran.
Alquran sebagai kitab suci yang mengandung hikmah dan petunjuk bagi manusia
sumber inspirasi dalam praktik manajerial.
Sejatinya
Qur’an 1400-an abad yang lalu sudah menghadirkan prinsip-prinsip manajemen di
dalam ayat-ayatnya. Menjadi sebaik-baiknya rujukan lagi lurus. Sebagaimana
Alloh menyatakan dalam QS. Al-isra’ [17]: 9. Yang artinya: “Sesungguhnya Al-qur’an ini memberi petunjuk menuju
(jalan) yang lebih lurus”. Prof. Quraisihab mengutif ayat tersebut dalam
bukunya Ka’idah-Ka’idah Tafsir. Syarat,
Ketentuan, dan Aturan yang perlu anda ketahui dalam memahami Al-qur’an,
(Quraisyihab, 2015).
A.
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Hufaz, Qur’an.
(2018). Terjemah dan Tajwid. Bandung:
Cordoba.
Aripin, Zainal.
(2020). Tafsir Ayat-ayat Manajemen.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
As-suyuti,
Jalaaluddin. Tafsir Jalaalain bagian ke
dua. Surabaya: Darul Ulum.
Djalaluddin,
A. (2014). Manajemen Qur’ani
Menerjemahkan Idaroh Ilahiyah Dalam Kehidupan Insaniyah. Malang: UIN Malik
Press.
Mahmuddin. (2004). Manajemen Dakwah Rasulullah. Jakarta:
Restu Ilahi.
Munir, M. dan Wahyu
Ilahi. (2009). Manajemen Dakwah.
Jakarta: Kencana.
Nawawi, Hadari.
(1989). Administrasi Pendidikan.
Jakarta: Haji Masagung.
Syihab, Quraiys. (2015). Ka’idah-Ka’idah Tafsir. Syarat, Ketentuan, dan Aturan yang perlu anda
ketahui dalam memahami Al-qur’an. Ciputat:
Lentera Hati.
Tholifah,
I’anatut. (2015). Manajemen Dakwah
Sejarah dan Konsep. Malang: Citra Intrans Selaras.
Yunus,
Mahmud. (2010). Kamus Arab Indonesia.
Ciputat: Mahmud Yunus Wa Dzurriyyat.
Komentar
Posting Komentar