Ilmu Sosial dan Kehidupan

Teori Balance Scorecard

Gambar
Dalam dunia manajemen strategis, pengukuran kinerja organisasi telah lama didominasi oleh indikator keuangan seperti laba, ROI, dan arus kas. Namun, pendekatan ini terbukti tidak cukup untuk menangkap dinamika dan kompleksitas organisasi modern. Sebagai solusi, Kaplan dan Norton memperkenalkan Balanced Scorecard (BSC), sebuah sistem pengukuran kinerja yang menyelaraskan visi dan strategi organisasi dengan indikator operasional yang lebih luas. BSC mengusung empat perspektif utama: 1. Perspektif Keuangan – Menilai keberhasilan organisasi dalam menciptakan nilai ekonomi bagi pemegang saham. 2. Perspektif Pelanggan – Mengukur kepuasan, loyalitas, dan persepsi pelanggan terhadap produk atau layanan. 3. Perspektif Proses Internal – Mengevaluasi efisiensi dan efektivitas proses bisnis yang mendukung pencapaian strategi. 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan – Menyoroti kapabilitas sumber daya manusia, sistem informasi, dan budaya organisasi dalam mendukung inovasi dan perbai...

Contoh Makalah Teori Manajemen] objek pembahasan Komunikasi Dalam Organisasi dan Kerjasama Dalam Tim}

 

KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

KERJASAMA TIM DALAM ORGANISASI

 

Makalah

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Manajemen

 

Dosen Pengampu: Dr. Nuriyah, TH., MM. 

Disusun oleh:

Muhammad Hafizul Aripin

NIM: 21220530000014

MAGISTER MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2022


 

 

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 4

A.    Komunikasi Dalam Organisasi............................................................. 4

a)      Komunikasi Verbal................................................................... 5

b)      Komunikasi Nonverbal............................................................. 6

B.     Kerjasama Tim Dalam Organisasi......................................................... 8

BAB III PENUTUP...................................................................................... 11

A. Kesimpulan............................................................................................... 11

B. Aplikasi..................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Komunikasi merupakan hal mendasar pada diri makhluk sosial. Iya merupakan interaksi yang terdengar maupun dapat dirasakan sehingga satu sama lain saling mengerti maksud dan tujuan yang diutarakan. Komunikasi merupakan alat bersosialisasi antar manusia dengan manusia yang lain dimanapun dia berada.

Organisasi merupakan kepentingan bersama untuk mengumpulkan berbagai macam kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing anggota. Melaksanakan tujuan bersama dengan sekema yang telah ditentukan dan pembagian tugas yang telah ditetapkan.[1]

Hadirnya organisasi merupakan bentuk expresi dan tindakan makhluk social untuk menyatukan keberagaman antar anggota yang saling membutuhkan. Sehingga komunikasi merupakan elemen yang paling pokok dan yang paling dibutuhkan dalam organisasi. Karena kedua-duanya tidak akan mungkin ada, baik organisasi tampa komunikasi dan sebaliknya. Ketika terjadi dua hal yang saling membutuhkan maka akan terjadi pula saling mempengaruhi satu sama lain.

Aplikasi tatap muka juga dikatakan sebagai komunikasi antar pribadi yang dimana satu sama lain saling memberikan reaksi masing-masing. Sehingga maksud dan tujuan bisa tersampaikan.

Kesempurnaan berkomunikasi akan mempengaruhi kesempurnaan dalam bekerja karena kualitas kerja. Seseorang akan dipengaruhi lingkungan seperti teman kerja, kebijakan perusahaan, seponsor, dan lain sebagainya.

Pentingnya kebagusan komunikasi dalam organisasi ini akan menumbuhkan mulusnya jalur kebijakan dari atas ke bawahan dan tersampaikannya aspirasi dari bawah sampai ke atasannya.

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.    KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Komunikasi adalah usaha makhluk sosial untuk menyampaikan pesan pada sesamanya.[2] Baik secara langsung maupun tidak langsung. Bisa saja bebentuk perkataan, isyarat, maupun tulisan dan bahasa tubuh. Dengan tujuan untuk menyampaikan maksud yang ada pada diri seseorang ataupun sekelompok orang kepada yang lainnya, sehingga terjadinya komunikasi timbal balik antar penyampai dan penerima.

Komunikasi juga dapat di artikan sebagai saling bertukar imformasi, mempertambah pengetahuan, memperteguh sikap dan perilaku, pengembangan kesehatan jiwa, dan meningkatkan kesadaran.[3] Komunikasi tidak saja sebagi alat komunikasi itu sendiri, akan tetapi lebih jauh lagi komunikasi juga merupakan medi belajar yang akan memperkaya pengetahuan, memperluas wawasan sekaligus media mengefaluasi diri. Hal ini bisa di amalakan dalam proses komunikasi keseharian dengan kerabat, keluarga, dam masyarakat di sekitar.

 Di samping komunikasi sebagai alat, ia juga merupakan satu-satunya jalan untuk mendapatkan apa yang ingini. Hal tersebuat akan menggeser komunikasi sebagai alat yang sangat primer sekali dalam hidup bersosial. Lebih-lebih dalam suatu kelompok, komunikasi pada diri sendiri juga ternyata terjadi. Yakni komunikasi antara tangan kanan yang menggaruk tangan kiri jika merasa gatal, dan lain sebagainya.

Organisasi juga berperan sebagai media tolak ukur bagaimana kemampuan komunikasi yang di miliki apakah berfungsi dengan baik. Sehingga penilaian seseorang sebagai makhluk sosial dapat di ukur dari sejauh mana ia mampu terjun dan berkomunikasi langsung dalam organisasi maupun kelompok tertentu.

Dengan hadirnya organisasi yang merupakan kebutuhan dari makhluk sosial, maka kehadiran komunikasipun turut andil sebagai modal bersosial dalam organisasi tersebut. Sehingga terjadinya kebutuhan berkomunikasi dalam organisasi, atau kita bisa munculkan satu istilah bahwa “tak da organisasi yang tak berkomunikasi”.

Orang yang komunikasinya baik tentu saja akan lebih unggul dari orang yang kurang berkomunikasi. Lihat saja misalnya seorang muballigh terkenal tidak akan mungkin dapat viral dan terkenal jika komunikasinya buruk.

Setidaknya ada tiga hal, kenapa makluh sosial itu tertarik masuk dalam satu kelompok tertentu, sebagai berikut:[4]

1.      Daya Tarik Anggota kelompok

Figur dalam organisasi sangatlah di butuhkan, karena akan menjadi maghnet tersendiri dengan keberadaanya, sekaligus menjadi titik tumpu dari sebuah organisasi dan menjadi daya tari tersendiri yang bersifat perseorangan dalam diri organisasi tersebut.

2.      Daya Tarik Kegiatan dan Tujuan Kelompok

Kegiatan dan tujuan merupakan hal penting dalam suatu kelompok organisasi tertentu, karena hal yang demikian akan membuat jelas apa saja yang dilakukan selama menjadi anggota organisasi dan hasil atau tujuan juga akan terlihat jelas. Sehingga orangpun bisa tertarik dengan kelompok itu.

3.      Daya Tarik Menjadi anggota Kelompok

Daya tarik menjadi anggota kelompok tidak saja berbentuk materi, non materipun orang bisa tertarik. Sehingga seseorang akan cendrung ke suatu kelompok di sebabkan ada ketertrikannya di situ.

Dalam istilah ilmu kesehatan komunikasi dibagi menjadi dua bagian: komunikasi verbal dua komunikasi non verbal.

1.   Komunikasi Verbal/Langsung

Komunikasi Verbal yaitu: komunikasi yang menggunakan kata-kata baik itu secara lisan maupun tulisan. dalam kehidupan, komunikasi verbal ini yang paling sering digunakan oleh manusia yang memiliki panca indra komunikasi yang lengkap. Seperti mengutarakan emosi, pemikiran, gagasan, fakta data dan informasi serta menjelaskannya, bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat dan bertengkar.

Istilah verbal dapat di artikan sebagai proses transmisi pesan dengan menggunakan bahasa dari pengirim pesan (komunikator) kepada penerima pesan (komunikan).[5]

Filsuf ternama, Aristoteles mengemukakan bahwa manusia adalah zoon politicon. Artinya manusia adalah makhluk yang di kodratkan akan hidup dalam satu kelompak dan satu sama lain akan saling membutuhkan.

Komunikasi Verbal ahir ini tidak saja sering di gunakan oleh orang normal. Bisa juga di pakai oleh orang non normal panca indranya yakni dengan bantuan elektronik komunikasi yang canggih. Dan kemajuan alat komunikasi yang canggih memiliki efek kepada manusia normal terkadang berbicara menggunakan bahasa isyarat dengan alas an tertentu, hal inilah yang kadang kita sulit membedakan orang apakah menggunakan bahasa verbal ataupun nonverbal.

2.   Komunikasi Non Verbal/Tidak Langsung

Komunikasi Non Verbal ialah: komunikasi yang sering digunakan oleh makhluk sosial yang memiliki kekurangan panca indra komunikasi. Seperti orang tuli dan orang buta. Istilah lain dari komunikasi verbal adalah bahasa diam atau bahasa isyarat. Jenis-jenis yang terdapat dalam komunikasi nonverbal yakni antara lain sentuhan, gerakan tubuh, proxemik atau bahasa ruang, lingkungan, dan vokalik atau dalam gaya berbicara.

Kemampuan dan kebagusan komunikasi dalam berorganisasi merupakan hal yang sangat penting bahkan merupakan tuntutan. Komunikasi dalam organisasi menjadi titik sentral dalam menciptakan situasi dan lingkungan yang kondusif.

Menjalin komunikasi berkesinambungan meningkatkan kepercayaan public. Meningkatkan citra baik perusahaan adalah tujuan pokok dari organisasi. Bahkan membantu mempromosikan dan meningkatkan pemasaran suatu produk atau jasa.

Oleh karena itu komunikasi dalam suatu organisasi harus dipahami dengan benar, diaplikasikan, serta dikembangkan oleh siapapun. Baik perorangan, masyarakat, lebi-lebih anggota organisasi.[6]

Untuk mencapai tujuan dari komunikasi yang dilakukan diperlukan komunikasi yang baik agar komunikasi dapat berjalan efektif menurut Ahli komunikasi, karakteristik efektivitas komunikasi interpersonal ini dapat dilihat dari tiga sudut pandang:

1.      Sudut Pandang Humanistik

Humanistik adalah komunikasi yang menekankan kepada keterbukaan, empati, sikap mendukung, dan kualitas kualitas lain yang menciptakan interaksi yang bermakna dan memuaskan. aplikasi bentuk ini dimulai dengan pandangan umum dan humanis yang akan menentukan terciptanya hubungan antar manusia yang superior (kejujuran, keterbukaan, dua sikap positif).

2.      Sudut Pandang Pragmatis

Pandangan ini merupakan interaksi yang memiliki manajemen dan kesegaran dalam berkomunikasi secara umum, kualitas yang menentukan pencapaian tujuan yang spesifik.

Pandangan ini berawal dari keterampilan spesifik yang dari riset diketahui efektif dalam komunikasi interpersonal. Kemudian mengelompokkan keterampilan keterampilan ini ke dalam kelas-kelas perilaku umum. Misalnya kepercayaan diri dalam mengatur kesatuan manajemen interaksi dan daya ekspresi orientasi kepada orang lain.

3.      Sudut Pandang Pergaulan Sosial dan Sudut Pandang Kesetaraan

Bentuk sudut pandang ini berlandaskan kepada ekonomi imbalan dan biaya. Ini mengesampingkan bahwa suatu hubungan merupakan suatu kemitraan dimana imbalan dan biaya saling di pertukaran.

Tiga bentuk sudut pandang komunikasi ini sebenarnya tidak terpisah bahkan saling berkaitan satu sama lain masing-masingnya akan membantu dalam memahami interaksi komunikasi interpersonal atau muka.

Hal yang perlu diingat dalam komunikasi interpersonal yakni kemampuan berkomunikasi. Sehingga pesan dalam komunikasi bisa tersampaikan dengan baik sehingga hal-hal yang terjadi bisa sesuai dengan apa yang dipesankan sebelumnya.

B.     KERJASAMA TIM DALAM ORGANISASI

Kerjasama tim adalah suatu kemampuan untuk bekerja bersama dalam menuju visi dan misi bersama.[7] dengan kata lain kerjasama tim dalam organisasi adalah suatu kemampuan yang mendorong individual dalam melaksanakan tugasnya masing-masing, kita seing mendengar pepatah “bersatu kita teguh bercerai kita runtuh”, pepatah ini menggambarkan kerja dalam satu tim merupakan suatu ikatan dan bisa dijadikan benteng pertahanan dalam kerjasama bersama.

Setiap individu pada organisasi harus mempunyai kesadaran bahwa Team work dan Network merupakan hal penting untuk dibangun dalam melakukan perubahan tim efektif sangat diperlukan karena akan berhadapan langsung dengan stakeholder atau mitra kerja

Kemampuan sebuah organisasi dalam membangun tim kerja yang efektif tentunya akan menentukan kemampuan organisasi tersebut dalam menjalankan tugas dan mencapai tujuannya. Dengan kemampuan tersebut akan mudah dinilai keberhasilannya. Komunikasi dalam organisasi juga, keefektifannya bisa dilihat dari bagusnya hubungan anggota dan bagusnya hubungan komunikasi emosionalnya, yakni dengan mengedepankan saling hormati dan saling mendukung atas setiap tugas masing-masing yang di emban.

Organisasi adalah sekumpulan individu-individu yang mempunyai tujuan yang sama[8]. dan untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kerjasama tim yang baik sehingga tujuan-tujuan  dapat terlaksana dengan kinerja bersama dan komunikasi yang baik antar kelompok. Dalam kerjasama kelompok juga perlu di perhatiakan asas-asas atau norma-norma kerjasama yang baik, sehingga kemungkinan gesekan perbedaan pendapat dapat diminimalisir sebaik mungkin.

Kerjasama yang baik akan terjadi apabila: masing-masing anggota melakukan tugas masing-masing secara totalitas, saling berbagi rasa, saling menghargai, dan saling memberi antar anggota kelompok. Hal ini akan memicu cepatnya tercapai tujuan dan rintangan yang ada bisa diselesaikan secara bersama.

Beberapa hal yang membantu terjadinya komunikasi yang baik dalam tim antara lain yakni: melakukan tugas secara totalitas, motivasi, mampu mengelola konflik, kompetisi, dan kerjasama.[9]

1.   Melakukan Tugas Secara Totalitas

Melakukan tugas secara totalitas adalah bentuk tanggung jawab personal terhadap tugas yang telah diberikan. Sehingga tugas-tugas sendiri tidak dibebankan kepada orang lain dengan itu kerjasama tim dapat berjalan mulus sesuai tugas masing-masing

2.   Motivasi

Motivasi merupakan hal pendorong dalam melakukan tugas. Adanya motivasi akan memicu terbentuknya semangat kerja kolektivitas antar anggota.

Motivasi bisa saja berasal dari atasan ke bawahan dan bisa saja motivasi terkadang berasal dari bawahan yang menegur secara tidak langsung atasan untuk berbuat sebaik mungkin.

3.   Kemampuan Mengelola Konflik

Kemampuan mengelola komflik merupakan hal yang tidak kalah penting dalam sebuah kerjasama tim. Karena dalam sebuah tim tidak mungkin tidak ditemukan satu karakter yang berbeda dalam tim tersebut, sehingga kemampuan dalam menyelesaikan konflik ketika terjadi kesalah pahaman, ketidak sesuaian kerja, dan lain sebagainya bisa terlaksana dengan baik dan apa yang telah ditentukan dan apa yang merupakan kesepakatan bersama bisa berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

4.   Kompetensi dan Kerjasama

Kompetensi dan kerjasama merupakan satu jalan untuk memperbaiki sistem kerjasama yg ada. Sehingga manajemen kerja bisa dipacu dengan kerjasama yang baik antara satu kantor dan kantor lain misalkan dalam hal manajerial. Satu sama lain dalam mengevaluasi diri dengan berkaca kepada sistem dengan tim merjasama yang lainnya.

Kerjasama dalam tim tuga di perlukannya ketergantungan atau keterikatan setiap anggota. Karena hal demikian akan menekan tim untuk selalu menjaga dari keberlanjutan timnya dengan usaha terbaik yang ia miliki.

Lebih jauh lagi ketika seorang manajer sudah mampu mengikat anggotanya dengan sebuah keyakinan bahwa organisasinya saat ini merupakan milik dirinya sendiri yang sudah di tentukan sebagai kuadratnya, sehingga dengan itu dipastiakn bahwa ia akan berusaha menjaga dan merawat organisasinya.

Menurut Bron dan Beyrne (1979:558), anggota kelompok memiliki dua tanda keterterikatan: 1) anggota akan terikat dalam kelompok dengan kelompok itu sendiri, 2). Anggota akan terikat dengan anggota yang ada di kelompok tersebut.

Peran seseorang dalam suatu kelompok sangat di butuhkan, tidak hanya peran tugas yang sudah di tugaskan, melainkan mengikat anggota lain untuk tetap bertahan dalam organisasi atau kelompok tertentu juga sangat di butuhkan keberadaannya.


BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Kemampuan berkomunikasi seseorang akan menjadi nilai plus bagi dirinya. Kualitas komunikasi yang disampaikan akan menunjukkan bagaimana kualitas responsive orang  lain yang diajak berkomunikasi.

 Dalam hal komunikasi orang bisa saja menggunakan bahasa lisan maupun bahasa tubuh yang disampaikan kepada lawan komunikasinya.

Kita sering menemukan berbagai corak komunikasi dan cara bertindak dalam organisasi. Sehingga setiap organisasi tidak akan pernah terlepas dari pentingnya yang namanya komunikasi.

Kerjasama tim juga akan menentukan bagaimana keberlanjutan dari sebuah organisasi. Komunikasi yang baik dalam kerjasama bisa membantu dalam pembagian tugas-tugas yang ada, sehingga kerjasama dalam tim dapat terlaksana dengan baik, tidak terbenturnya antara satu tugas dengan tugas yang lain.

Organisasi yang baik adalah organisasi yang mampu membuat komunikasi sebagai corak dari organisasi tersebut sehingga baik buruknya komunikasi menentukan nilai dari sebuah perusahaan, organisasi, maupun lembaga tertentu. Karena komunikasi adalah bagian dari akhlak karena akhlak seorang insan merupakan nilai jual dari Insan tersebut.

 Makanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam diutus ke bumi ini untuk menyempurnakan akhlak dari setiap insan.

“sesungguhnya aku di utus untuk menyempurnakan akhlah (manusia)” (H.R. Ahmad: 2/381).

Akhlah yang baik dalam berkomunikasi akan mempengaruhi ketertarikan dan kenyamanan anggota. Sehingga ketika di dapati figur itu dalam suatu organisasi atau kelompok tertentu akan menambah daya spirit anggota lain secara tidak langsung.

Sebaliknya prilaku atau akhlak yang kurang baik akan menambah permasalahan yang ada, karena tidak hanya merusak komunikasi atar anggota, bisa saja merusak focus anggota dan focus tujuan atau misi kelompok kedepannya.

 

B.     Aplikasi

Dalam keseharian hendaknya selalu berkomunikasi dengan cara yang terbaik, mengatakan sesuatu dengan jelas apa adanya sehingga kerjasama dalam tim antar dua orang bisa terus berjalan dengan terjaganya komunikasi sampai mendapatkan hasil daritujuan bersama yang ingin di dapati.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Kurniati, Desak Putu Yuli. Modul komunikasi verbal dan nonverbal, (Dempasar, Udayana: 2016).

 

Wijaya,Ida suryani, ” Komunikasi Interpersonal dan Iklim Komunikasi Dalam Organisasi” .Dakwah Tablig: Jurnal 14. no. 1 (2013): 115-126.

 

Wilson, Gerald dan Michael Hanna, Psikologi Komunikasi, (Uiniversitas bina sarana Imformatika: 2019).

 

Niervana, Anendya dan Siti Marliah, Komunikasi Verbal Pengertian, bentuk, dan contoh. 2022.  Dapat diakses melalui https://www.Gramedia.com.

 

Rahmanto, Aris Febri,“Peran Komunikasi Dalam Suatu Organisasi”. Ilmu Komunikasi: Jurnal 1. no. 2 (2004).

 

Rahmat, Jalaluddin, Pesikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013).

 

Kementerian Keuangan RI. Tim Kerja Efektif: dalam Aksi Peningkatan Pelayanan Public. 2021.

 

Nanda, Raka Fahreza Widia, Organisasi Tujuan dan Fungsi, (Jatim: 2021).

 

Seri Wiranti Setianti, “Stie Semarang” Jurnal 4. no. 3. (2012).



[1] Ida Suryani Wijaya,” Komunikasi Interpersonal dan Iklim Komunikasi Dalam Organisasi” .Dakwah Tablig: Jurnal 14. no. 1 (2013): 116

[2] Desak Putu Yuli Kurniati, Modul Komunikasi Verbal dan Nonverbal, (Dempasar, Udayana: 2016), hal. 5.

[3] Jalaluddin Rahmat, Psikologi komunikasi, (Bandung, Remaja Rosdakarya: 2013), hal. 140.

[4]  Gerald Wilson dan Michael Hanna, Psikologi Komunikasi, (Uiniversitas bina sarana Imformatika: 2019) hal. 4

[5] Anendya Niervana dan Siti Marliah, Komunikasi Verbal Pengertian, bentuk, dan contoh. (2022),  https://www.Gramedia.com

[6] Aris Febri Rahmanto, “Peran Komunikasi Dalam Suatu Organisasi”. Ilmu Komunikasi: Jurnal 1. no. 2 (2004).

[7] Kementerian Keuangan RI, Tim Kerja Efektif dalam Aksi Peningkatan Pelayanan Public,  (2021).

[8] Raka Fahreza Widia Nanda, Organisasi Tujuan dan Fungsi, (Jatim: 2021), hal. 3.

[9] Seri Wiranti Setianti, 2012, 59-65.

Komentar

Berbagi Info

KEAJAIBAN SIDIK JARI

Memahami Sejarah Terbentuknya Konsep dan Sistem Kebijakan Ekonomi pada masa Rasululloh dan Khulafa’urrosyidin

KEBIASAAN ITU TERPOLAKAN, BISA DIUKUR LANGSUNG

Manajemen Dakwah- Ayat-Ayat Al-qur'an yang Menyebutkan tentang Manusia

Perintah Dalam Qur'an untuk membuat rencana