Ilmu Sosial dan Kehidupan
Contoh Makalah Teori Manajemen] objek pembahasan Komunikasi Dalam Organisasi dan Kerjasama Dalam Tim}
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
KERJASAMA TIM DALAM ORGANISASI
Makalah
Diajukan Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Manajemen
Dosen Pengampu: Dr. Nuriyah, TH., MM.
Disusun oleh:
Muhammad Hafizul Aripin
NIM: 21220530000014
MAGISTER MANAJEMEN
DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2022
DAFTAR
ISI
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 3
BAB
II PEMBAHASAN............................................................................... 4
A.
Komunikasi Dalam Organisasi............................................................. 4
a)
Komunikasi
Verbal................................................................... 5
b)
Komunikasi
Nonverbal............................................................. 6
B.
Kerjasama
Tim Dalam Organisasi......................................................... 8
BAB
III PENUTUP...................................................................................... 11
A.
Kesimpulan............................................................................................... 11
B. Aplikasi..................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Komunikasi merupakan
hal mendasar pada diri makhluk sosial. Iya merupakan interaksi yang terdengar maupun
dapat dirasakan sehingga satu sama lain saling mengerti maksud dan tujuan yang
diutarakan. Komunikasi merupakan alat bersosialisasi antar manusia dengan
manusia yang lain dimanapun dia berada.
Organisasi
merupakan kepentingan bersama untuk mengumpulkan berbagai macam kemampuan yang
dimiliki oleh masing-masing anggota. Melaksanakan tujuan bersama dengan sekema
yang telah ditentukan dan pembagian tugas yang telah ditetapkan.[1]
Hadirnya
organisasi merupakan bentuk expresi dan tindakan makhluk social untuk
menyatukan keberagaman antar anggota yang saling membutuhkan. Sehingga
komunikasi merupakan elemen yang paling pokok dan yang paling dibutuhkan dalam
organisasi. Karena kedua-duanya tidak akan mungkin ada, baik organisasi tampa
komunikasi dan sebaliknya. Ketika terjadi dua hal yang saling membutuhkan maka
akan terjadi pula saling mempengaruhi satu sama lain.
Aplikasi tatap
muka juga dikatakan sebagai komunikasi antar pribadi yang dimana satu sama lain
saling memberikan reaksi masing-masing. Sehingga maksud dan tujuan bisa
tersampaikan.
Kesempurnaan
berkomunikasi akan mempengaruhi kesempurnaan dalam bekerja karena kualitas
kerja. Seseorang akan dipengaruhi lingkungan seperti teman kerja, kebijakan
perusahaan, seponsor, dan lain sebagainya.
Pentingnya
kebagusan komunikasi dalam organisasi ini akan menumbuhkan mulusnya jalur
kebijakan dari atas ke bawahan dan tersampaikannya aspirasi dari bawah sampai
ke atasannya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. KOMUNIKASI
DALAM ORGANISASI
Komunikasi
adalah usaha makhluk sosial untuk menyampaikan pesan pada sesamanya.[2]
Baik secara langsung maupun tidak langsung. Bisa saja bebentuk perkataan,
isyarat, maupun tulisan dan bahasa tubuh. Dengan tujuan untuk menyampaikan
maksud yang ada pada diri seseorang ataupun sekelompok orang kepada yang
lainnya, sehingga terjadinya komunikasi timbal balik antar penyampai dan
penerima.
Komunikasi juga
dapat di artikan sebagai saling bertukar imformasi, mempertambah pengetahuan,
memperteguh sikap dan perilaku, pengembangan kesehatan jiwa, dan meningkatkan
kesadaran.[3]
Komunikasi tidak saja sebagi alat komunikasi itu sendiri, akan tetapi lebih
jauh lagi komunikasi juga merupakan medi belajar yang akan memperkaya
pengetahuan, memperluas wawasan sekaligus media mengefaluasi diri. Hal ini bisa
di amalakan dalam proses komunikasi keseharian dengan kerabat, keluarga, dam
masyarakat di sekitar.
Di samping komunikasi sebagai alat, ia juga
merupakan satu-satunya jalan untuk mendapatkan apa yang ingini. Hal tersebuat
akan menggeser komunikasi sebagai alat yang sangat primer sekali dalam hidup
bersosial. Lebih-lebih dalam suatu kelompok, komunikasi pada diri sendiri juga
ternyata terjadi. Yakni komunikasi antara tangan kanan yang menggaruk tangan
kiri jika merasa gatal, dan lain sebagainya.
Organisasi juga
berperan sebagai media tolak ukur bagaimana kemampuan komunikasi yang di miliki
apakah berfungsi dengan baik. Sehingga penilaian seseorang sebagai makhluk sosial
dapat di ukur dari sejauh mana ia mampu terjun dan berkomunikasi langsung dalam
organisasi maupun kelompok tertentu.
Dengan hadirnya
organisasi yang merupakan kebutuhan dari makhluk sosial, maka kehadiran
komunikasipun turut andil sebagai modal bersosial dalam organisasi tersebut.
Sehingga terjadinya kebutuhan berkomunikasi dalam organisasi, atau kita bisa
munculkan satu istilah bahwa “tak da organisasi yang tak berkomunikasi”.
Orang yang
komunikasinya baik tentu saja akan lebih unggul dari orang yang kurang
berkomunikasi. Lihat saja misalnya seorang muballigh terkenal tidak akan
mungkin dapat viral dan terkenal jika komunikasinya buruk.
Setidaknya ada
tiga hal, kenapa makluh sosial itu tertarik masuk dalam satu kelompok tertentu,
sebagai berikut:[4]
1. Daya
Tarik Anggota kelompok
Figur dalam organisasi
sangatlah di butuhkan, karena akan menjadi maghnet tersendiri dengan
keberadaanya, sekaligus menjadi titik tumpu dari sebuah organisasi dan menjadi
daya tari tersendiri yang bersifat perseorangan dalam diri organisasi tersebut.
2. Daya
Tarik Kegiatan dan Tujuan Kelompok
Kegiatan dan tujuan
merupakan hal penting dalam suatu kelompok organisasi tertentu, karena hal yang
demikian akan membuat jelas apa saja yang dilakukan selama menjadi anggota organisasi
dan hasil atau tujuan juga akan terlihat jelas. Sehingga orangpun bisa tertarik
dengan kelompok itu.
3. Daya
Tarik Menjadi anggota Kelompok
Daya tarik menjadi
anggota kelompok tidak saja berbentuk materi, non materipun orang bisa
tertarik. Sehingga seseorang akan cendrung ke suatu kelompok di sebabkan ada
ketertrikannya di situ.
Dalam istilah
ilmu kesehatan komunikasi dibagi menjadi dua bagian: komunikasi verbal dua
komunikasi non verbal.
1. Komunikasi
Verbal/Langsung
Komunikasi Verbal yaitu: komunikasi yang menggunakan
kata-kata baik itu secara lisan maupun tulisan. dalam kehidupan, komunikasi verbal
ini yang paling sering digunakan oleh manusia yang memiliki panca indra
komunikasi yang lengkap. Seperti mengutarakan emosi, pemikiran, gagasan, fakta
data dan informasi serta menjelaskannya, bertukar perasaan dan pemikiran,
saling berdebat dan bertengkar.
Istilah verbal dapat di artikan sebagai proses
transmisi pesan dengan menggunakan bahasa dari pengirim pesan (komunikator)
kepada penerima pesan (komunikan).[5]
Filsuf ternama, Aristoteles mengemukakan bahwa
manusia adalah zoon politicon. Artinya
manusia adalah makhluk yang di kodratkan akan hidup dalam satu kelompak dan
satu sama lain akan saling membutuhkan.
Komunikasi Verbal ahir ini tidak saja sering di
gunakan oleh orang normal. Bisa juga di pakai oleh orang non normal panca
indranya yakni dengan bantuan elektronik komunikasi yang canggih. Dan kemajuan
alat komunikasi yang canggih memiliki efek kepada manusia normal terkadang
berbicara menggunakan bahasa isyarat dengan alas an tertentu, hal inilah yang
kadang kita sulit membedakan orang apakah menggunakan bahasa verbal ataupun
nonverbal.
2. Komunikasi
Non Verbal/Tidak Langsung
Komunikasi Non Verbal ialah: komunikasi yang sering
digunakan oleh makhluk sosial yang memiliki kekurangan panca indra komunikasi.
Seperti orang tuli dan orang buta. Istilah lain dari komunikasi verbal adalah
bahasa diam atau bahasa isyarat. Jenis-jenis yang terdapat dalam komunikasi
nonverbal yakni antara lain sentuhan, gerakan tubuh, proxemik atau bahasa ruang,
lingkungan, dan vokalik atau dalam gaya berbicara.
Kemampuan dan kebagusan
komunikasi dalam berorganisasi merupakan hal yang sangat penting bahkan
merupakan tuntutan. Komunikasi dalam organisasi menjadi titik sentral dalam
menciptakan situasi dan lingkungan yang kondusif.
Menjalin
komunikasi berkesinambungan meningkatkan kepercayaan public. Meningkatkan citra
baik perusahaan adalah tujuan pokok dari organisasi. Bahkan membantu mempromosikan
dan meningkatkan pemasaran suatu produk atau jasa.
Oleh karena itu komunikasi
dalam suatu organisasi harus dipahami dengan benar, diaplikasikan, serta
dikembangkan oleh siapapun. Baik perorangan, masyarakat, lebi-lebih anggota
organisasi.[6]
Untuk mencapai
tujuan dari komunikasi yang dilakukan diperlukan komunikasi yang baik agar
komunikasi dapat berjalan efektif menurut Ahli komunikasi, karakteristik
efektivitas komunikasi interpersonal ini dapat dilihat dari tiga sudut pandang:
1. Sudut
Pandang Humanistik
Humanistik
adalah komunikasi yang menekankan kepada keterbukaan, empati, sikap mendukung,
dan kualitas kualitas lain yang menciptakan interaksi yang bermakna dan
memuaskan. aplikasi bentuk ini dimulai dengan pandangan umum dan humanis yang
akan menentukan terciptanya hubungan antar manusia yang superior (kejujuran,
keterbukaan, dua sikap positif).
2. Sudut
Pandang Pragmatis
Pandangan
ini merupakan interaksi yang memiliki manajemen dan kesegaran dalam
berkomunikasi secara umum, kualitas yang menentukan pencapaian tujuan yang
spesifik.
Pandangan
ini berawal dari keterampilan spesifik yang dari riset diketahui efektif dalam
komunikasi interpersonal. Kemudian mengelompokkan keterampilan keterampilan ini
ke dalam kelas-kelas perilaku umum. Misalnya kepercayaan diri dalam mengatur kesatuan
manajemen interaksi dan daya ekspresi orientasi kepada orang lain.
3. Sudut
Pandang Pergaulan Sosial dan Sudut Pandang Kesetaraan
Bentuk
sudut pandang ini berlandaskan kepada ekonomi imbalan dan biaya. Ini mengesampingkan
bahwa suatu hubungan merupakan suatu kemitraan dimana imbalan dan biaya saling
di pertukaran.
Tiga bentuk
sudut pandang komunikasi ini sebenarnya tidak terpisah bahkan saling berkaitan
satu sama lain masing-masingnya akan membantu dalam memahami interaksi
komunikasi interpersonal atau muka.
Hal yang perlu diingat dalam komunikasi interpersonal yakni kemampuan berkomunikasi. Sehingga pesan dalam komunikasi bisa tersampaikan dengan baik sehingga hal-hal yang terjadi bisa sesuai dengan apa yang dipesankan sebelumnya.
B. KERJASAMA
TIM DALAM ORGANISASI
Kerjasama tim
adalah suatu kemampuan untuk bekerja bersama dalam menuju visi dan misi bersama.[7] dengan
kata lain kerjasama tim dalam organisasi adalah suatu kemampuan yang mendorong individual
dalam melaksanakan tugasnya masing-masing, kita seing mendengar pepatah “bersatu kita teguh bercerai kita runtuh”,
pepatah ini menggambarkan kerja dalam satu tim merupakan suatu ikatan dan bisa
dijadikan benteng pertahanan dalam kerjasama bersama.
Setiap individu
pada organisasi harus mempunyai kesadaran bahwa Team work dan Network merupakan
hal penting untuk dibangun dalam melakukan perubahan tim efektif sangat
diperlukan karena akan berhadapan langsung dengan stakeholder atau mitra kerja
Kemampuan sebuah
organisasi dalam membangun tim kerja yang efektif tentunya akan menentukan
kemampuan organisasi tersebut dalam menjalankan tugas dan mencapai tujuannya.
Dengan kemampuan tersebut akan mudah dinilai keberhasilannya. Komunikasi dalam
organisasi juga, keefektifannya bisa dilihat dari bagusnya hubungan anggota dan
bagusnya hubungan komunikasi emosionalnya, yakni dengan mengedepankan saling
hormati dan saling mendukung atas setiap tugas masing-masing yang di emban.
Organisasi
adalah sekumpulan individu-individu yang mempunyai tujuan yang sama[8]. dan
untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kerjasama tim yang baik sehingga
tujuan-tujuan dapat terlaksana dengan
kinerja bersama dan komunikasi yang baik antar kelompok. Dalam kerjasama
kelompok juga perlu di perhatiakan asas-asas atau norma-norma kerjasama yang
baik, sehingga kemungkinan gesekan perbedaan pendapat dapat diminimalisir
sebaik mungkin.
Kerjasama yang
baik akan terjadi apabila: masing-masing anggota melakukan tugas masing-masing
secara totalitas, saling berbagi rasa, saling menghargai, dan saling memberi antar
anggota kelompok. Hal ini akan memicu cepatnya tercapai tujuan dan rintangan
yang ada bisa diselesaikan secara bersama.
Beberapa hal yang membantu terjadinya komunikasi yang baik dalam tim antara lain yakni: melakukan tugas secara totalitas, motivasi, mampu mengelola konflik, kompetisi, dan kerjasama.[9]
1. Melakukan
Tugas Secara Totalitas
Melakukan
tugas secara totalitas adalah bentuk tanggung jawab personal terhadap tugas
yang telah diberikan. Sehingga tugas-tugas sendiri tidak dibebankan kepada
orang lain dengan itu kerjasama tim dapat berjalan mulus sesuai tugas
masing-masing
2. Motivasi
Motivasi
merupakan hal pendorong dalam melakukan tugas. Adanya motivasi akan memicu
terbentuknya semangat kerja kolektivitas antar anggota.
Motivasi
bisa saja berasal dari atasan ke bawahan dan bisa saja motivasi terkadang
berasal dari bawahan yang menegur secara tidak langsung atasan untuk berbuat sebaik
mungkin.
3. Kemampuan
Mengelola Konflik
Kemampuan
mengelola komflik merupakan hal yang tidak kalah penting dalam sebuah kerjasama
tim. Karena dalam sebuah tim tidak mungkin tidak ditemukan satu karakter yang
berbeda dalam tim tersebut, sehingga kemampuan dalam menyelesaikan konflik
ketika terjadi kesalah pahaman, ketidak sesuaian kerja, dan lain sebagainya
bisa terlaksana dengan baik dan apa yang telah ditentukan dan apa yang
merupakan kesepakatan bersama bisa berjalan sesuai dengan apa yang telah
direncanakan sebelumnya.
4. Kompetensi
dan Kerjasama
Kompetensi
dan kerjasama merupakan satu jalan untuk memperbaiki sistem kerjasama yg ada. Sehingga
manajemen kerja bisa dipacu dengan kerjasama yang baik antara satu kantor dan
kantor lain misalkan dalam hal manajerial. Satu sama lain dalam mengevaluasi
diri dengan berkaca kepada sistem dengan tim merjasama yang lainnya.
Kerjasama
dalam tim tuga di perlukannya ketergantungan atau keterikatan setiap anggota.
Karena hal demikian akan menekan tim untuk selalu menjaga dari keberlanjutan
timnya dengan usaha terbaik yang ia miliki.
Lebih
jauh lagi ketika seorang manajer sudah mampu mengikat anggotanya dengan sebuah
keyakinan bahwa organisasinya saat ini merupakan milik dirinya sendiri yang
sudah di tentukan sebagai kuadratnya, sehingga dengan itu dipastiakn bahwa ia
akan berusaha menjaga dan merawat organisasinya.
Menurut
Bron dan Beyrne (1979:558), anggota kelompok memiliki dua tanda keterterikatan:
1) anggota akan terikat dalam kelompok dengan kelompok itu sendiri, 2). Anggota
akan terikat dengan anggota yang ada di kelompok tersebut.
Peran seseorang dalam suatu kelompok sangat di butuhkan, tidak hanya peran tugas yang sudah di tugaskan, melainkan mengikat anggota lain untuk tetap bertahan dalam organisasi atau kelompok tertentu juga sangat di butuhkan keberadaannya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kemampuan berkomunikasi seseorang akan menjadi nilai
plus bagi dirinya. Kualitas komunikasi yang disampaikan akan menunjukkan bagaimana
kualitas responsive orang lain yang
diajak berkomunikasi.
Dalam hal
komunikasi orang bisa saja menggunakan bahasa lisan maupun bahasa tubuh yang
disampaikan kepada lawan komunikasinya.
Kita sering menemukan berbagai corak komunikasi dan
cara bertindak dalam organisasi. Sehingga setiap organisasi tidak akan pernah
terlepas dari pentingnya yang namanya komunikasi.
Kerjasama tim juga akan menentukan bagaimana
keberlanjutan dari sebuah organisasi. Komunikasi yang baik dalam kerjasama bisa
membantu dalam pembagian tugas-tugas yang ada, sehingga kerjasama dalam tim
dapat terlaksana dengan baik, tidak terbenturnya antara satu tugas dengan tugas
yang lain.
Organisasi yang baik adalah organisasi yang mampu
membuat komunikasi sebagai corak dari organisasi tersebut sehingga baik
buruknya komunikasi menentukan nilai dari sebuah perusahaan, organisasi, maupun
lembaga tertentu. Karena komunikasi adalah bagian dari akhlak karena akhlak
seorang insan merupakan nilai jual dari Insan tersebut.
Makanya
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam diutus ke bumi ini untuk menyempurnakan
akhlak dari setiap insan.
“sesungguhnya
aku di utus untuk menyempurnakan akhlah (manusia)” (H.R.
Ahmad: 2/381).
Akhlah yang baik dalam berkomunikasi akan
mempengaruhi ketertarikan dan kenyamanan anggota. Sehingga ketika di dapati
figur itu dalam suatu organisasi atau kelompok tertentu akan menambah daya
spirit anggota lain secara tidak langsung.
Sebaliknya prilaku atau akhlak yang kurang baik akan
menambah permasalahan yang ada, karena tidak hanya merusak komunikasi atar
anggota, bisa saja merusak focus anggota dan focus tujuan atau misi kelompok
kedepannya.
B.
Aplikasi
Dalam keseharian hendaknya selalu berkomunikasi
dengan cara yang terbaik, mengatakan sesuatu dengan jelas apa adanya sehingga
kerjasama dalam tim antar dua orang bisa terus berjalan dengan terjaganya
komunikasi sampai mendapatkan hasil daritujuan bersama yang ingin di dapati.
DAFTAR PUSTAKA
Kurniati, Desak Putu Yuli. Modul komunikasi
verbal dan nonverbal, (Dempasar, Udayana: 2016).
Wijaya,Ida suryani, ”
Komunikasi Interpersonal dan Iklim Komunikasi Dalam Organisasi”
.Dakwah Tablig: Jurnal 14. no. 1
(2013): 115-126.
Wilson, Gerald dan Michael Hanna, Psikologi Komunikasi, (Uiniversitas bina
sarana Imformatika: 2019).
Niervana, Anendya dan Siti Marliah, Komunikasi
Verbal Pengertian, bentuk, dan contoh. 2022.
Dapat diakses melalui https://www.Gramedia.com.
Rahmanto, Aris Febri,“Peran Komunikasi Dalam Suatu Organisasi”. Ilmu Komunikasi:
Jurnal 1. no. 2 (2004).
Rahmat, Jalaluddin, Pesikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013).
Kementerian Keuangan RI. Tim
Kerja Efektif: dalam Aksi Peningkatan Pelayanan Public. 2021.
Nanda, Raka Fahreza Widia, Organisasi Tujuan dan Fungsi, (Jatim: 2021).
Seri Wiranti Setianti, “Stie Semarang” Jurnal 4. no. 3. (2012).
[1] Ida Suryani Wijaya,” Komunikasi Interpersonal dan Iklim
Komunikasi Dalam Organisasi” .Dakwah Tablig: Jurnal 14. no. 1 (2013): 116
[2] Desak Putu Yuli Kurniati, Modul Komunikasi Verbal dan Nonverbal, (Dempasar,
Udayana: 2016), hal. 5.
[3] Jalaluddin Rahmat, Psikologi komunikasi, (Bandung, Remaja
Rosdakarya: 2013), hal. 140.
[4]
Gerald Wilson dan Michael Hanna, Psikologi
Komunikasi, (Uiniversitas bina sarana Imformatika: 2019) hal. 4
[5] Anendya Niervana dan Siti Marliah,
Komunikasi Verbal Pengertian, bentuk, dan contoh. (2022), https://www.Gramedia.com
[6] Aris Febri Rahmanto, “Peran Komunikasi Dalam Suatu Organisasi”.
Ilmu Komunikasi: Jurnal 1. no. 2 (2004).
[7] Kementerian
Keuangan RI, Tim Kerja Efektif dalam Aksi Peningkatan
Pelayanan Public, (2021).
[8]
Raka Fahreza Widia Nanda, Organisasi
Tujuan dan Fungsi, (Jatim: 2021), hal. 3.
[9] Seri Wiranti Setianti, 2012,
59-65.
Komentar
Posting Komentar